Jakarta, Gatra.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan bahwa ekonomi kreatif merupakan tulang punggung pendapatan negara. Ia menjelaskan bahwa ekonomi kreatif Indonesia saat ini telah menempati peringkat ketiga dunia dari segi persentasenya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita sekarang ada di posisi ketiga setelah Amerika dengan Holywood, ada Korea Selaran dengan K-Pop di posisi kedua. Kita di posisi ketiga dengan Rp1100 triliun sumbangsihnya ke PDB Indonesia." ujar Sandiaga, Jumat (13/08).
Lebih jauh, Sandiaga mengungkapkan bahwa fokus ekonomi kreatif Indonesia berada pada tiga bagian yakni kuliner, fesyen dan kriya.
Sandiaga turut mengapresiasi peran perempuan dalam perkembangan ekonomi kreatif Indonesia. Pasalnya tiga sektor utama ekonomi kreatif Indonesia mayoritas didominasi oleh perempuan. Tercatat sekitar 56 persen sektor ekonomi kreatif tanah air digerakan oleh para perempuan.
“Saya optimistis perempuan akan menjadi game changer yang mendorong ekonomi kreatif di Indonesia. Ini mengapa saya ingin dorong lebih banyak perempuan untuk terjun menjadi pengusaha UMKM yang gerak di ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga.
Sandiaga menuturkan bahwa jajaran di Kementeriannya akan terus mendukung inklusifitas perempuan untuk terus berkarya dan produktif. Menurutnya, perempuan akan menjadi game changer ekonomi kreatif tanah air pasca-pandemi nanti.
"Kita perkuat bisnis permpuan ini dengan kerja sama dan gotong royong. Bersama-sama kita bisa wujudkan Visi Indonesia Emas 2045 dengan seluruh tantangan SDGs dalam lingkup bisnis dan ekonomi kreatif." ujar Sandiaga.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM, Eddy Satria mengungkapkan salah satu upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian yang tengah diterpa krisis akibat pandemi Covid-19 adalah dengan menghadirkan program yang tepat sasaran dan efektif untuk para pelaku UMKM.
Salah satu upaya pemerintah melalui Kemenkop UMK adalah dengan menganggarkan dana bagi program dana Bantuan Produktif Usaha Mikro atau BPUM. Hal ini sejalan dengan pengesahan PermenKopUKM Nomor 2 Tahun 2021.
“Pemerintah tidak tinggal diam. Terbukti bagaimana anggaran Rp700 trilun di tahun 2020 kita lakukan dalam pemulihan ekonomi nasional, melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN). Dan tentu saja hampir sama di 2021, sekitar Rp700 trilun, seperenam untuk UMKM kita. Selain kita bantu infastruktur organisasi, kita juga bantu bantuan-bantuan BLT, Banpres dan KUR,” ujarnya.