Yerusalem, Gatra.com - Pemerintah Israel pada hari Rabu, (11/8) meningkatkan serangkaian pembatasan terhadap pandemi virus corona, termasuk penerapan paspor vaksin digital dan pembatasan yang lebih ketat pada pertemuan yang mengumpulkan orang banyak. Hal itu terjadi ketika negara tersebut tengah berjuang dengan meroketnya infeksi baru COVID-19.
Stasiun berita Al Jazeera melaporkan pada Kamis, (12/8) negara yang tampaknya mengesampingkan pandemi ini beberapa bulan lalu seusai upaya vaksin digencarkan di dunia, kini mereka menerapkan kembali peraturan dalam upaya untuk menekan infeksi virus menular tersebut.
Sementara itu, kabinet Israel telah memberikan persetujuannya untuk langkah-langkah yang lebih ketat. Termasuk pembatasan orang yang berkumpul di dalam ruangan dan membatasi masuknya ke tempat-tempat lainnya serta restoran untuk pemegang green pass. Hal ini dilakukan karena kasus baru varian Delta yang sangat menular timbul saat terjadi lonjakan COVID-19, meskipun vaksinasi telah menyebar secara luas di negara itu.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, mengatakan pemerintah akan "memberikan dorongan" pada sistem perawatan kesehatan negaranya, ketika kasus virus corona terus meningkat tajam. Ia juga mengatakan Israel harus mempersiapkan situasi rawat inap massal dan mengalokasikan 2,5 miliar shekel (setara dengan 776 juta dolar Amerika Serikat) untuk membantu meningkatkan kapasitas di rumah sakit nasional.
Terlepas dari kampanye vaksinasinya, Israel telah melihat kasus virus corona di negaranya meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Kementerian Kesehatan negara itu mencatat 5.755 kasus baru COVID-19 pada hari Rabu, (11/8). Angka ini merupakan angka harian tertinggi sejak Februari 2021 lalu.
Setidaknya 6.580 warga Israel telah meninggal karena virus corona sejak awal pandemi, menurut data dari Kementerian Kesehatan Israel. Pemerintah ini sebagian besar telah mencabut pembatasan terhadap COVID-19 pada Mei 2021 lalu setelah upaya vaksinnya, akan tetapi dengan infeksi baru yang meningkat, mereka telah mengembalikan pembatasannya.
Di samping itu, lebih dari 58 persen dari 9,3 juta warga negara itu telah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Serta Israel telah mengamankan pasokan vaksin Pfizer dalam jumlah besar, dengan imbalan perdagangan data medis. Kemudian awal bulan ini Israel mulai memberikan dosis vaksin ketiga kepada individu yang mengalami imunosupresi dan warga negaranya yang di atas usia 60 tahun.