Banyumas, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggenjot pemberian vaksin Covid-19 bagi penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Vaksinasi dilakukan di Puskesmas terdekat mulai Kamis (12/8).
Kepala Dinas Kesehatan Banyumas, Sadiyanto mengatakan, untuk penyandang disabilitas, pihaknya menggunakan vaksin Sinopharm. Vaksin ini merupakan bantuan dari pemerintah Arab Saudi yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
"Jatah vaksin untuk penyandang disabilitas 950 dosis. Vaksinnya Sinopharm, bantuan dari Arab Saudi. Apakah nanti kita berikan satu dosis, atau dibagi dua, jadi hanya sekitar 400 orang yang bisa divaksin," kata Sadiyanto usai membuka vaksinasi untuk penyandang disabilitas, guru PAUD, ibu hamil dan masyarakat umum di Balai Desa Patikraja, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (12/8).
Menurutnya, kelompok difabel mendapat prioritas karena mereka memiliki keterbatasan secara fisik maupun mental. Harapannya, tubuh mereka memiliki imunitas untuk memperkecil kemungkinan terpapar Covid-19. Meski kemungkinan tetap terinfeksi virus Corona, kondisi mereka juga tidak terlalu parah.
Tak hanya kelompok difabel, lanjut Sadiyanto, pihaknya juga memprioritaskan vaksin untuk ODGJ eks pasien Rumah Sakit Jiwa atau yang sedang menjalani pengobatan dalam pengawasan di rumah. Mereka bisa memakai selain vaksin Sinopharm, seperti Sinovac, AstraZeneca atau lainnya.
"Ini serentak ODGJ dan difabel di seluruh Puskesmas (di Banyumas), jumlahnya beda-beda. Bersamaan juga hari ini masih ada sisa-sisa ibu hamil yang belum divaksin, karena capaiannya belum semuanya," ujarnya.
Sadiyanto mengatakan, di Kabupaten Banyumas terdapat 499 orang penyandang disabilitas mental dan 461 penyandang disabilitas fisik. Sementara untuk ODGJ, jumlahnya lebih banyak atau sekitar 2.000 orang.
Seorang penyandang disabilitas, Sukur (46) mengaku senang bisa mengikuti program vaksinasi prioritas ini. Dia diminta oleh perangkat Desa Patikraja untuk menerima vaksin pada Kamis pagi.
Jika mendaftar melalui program vaksinasi massal "Vaberaya", pria yang berprofesi sebagai penjahit ini mengaku kesulitan mendaftar. Sebab, selain karena kuota yang sangat terbatas, dia selalu gagal mendaftar karena tidak bisa bangun pagi.
"Daftarnya pukul 05.00. Lha saya belum bangun. Sudah mencoba daftar tapi selalu habis. Mudah-mudahan ini jadi kebal dan cepat mengatasi Corona," katanya.