Jakarta, Gatra.com - Wasekjen Bidang Program Kerakyatan DPP PDI Perjuangan, Sadarestuwati, mengungkapkan bahwa warga desa di Indonesia bisa bertahan dari masa-masa sulit seperti krisis moneter tahun 1997 dan pandemi Covid-19 saat ini.
“Saya ingat betul ketika dulu terjadi krisis moneter tahun 1997-1998. Boleh dikatakan yang bisa survive adalah masyarakat yang tinggal di desa. Begitu juga dengan hari ini ketika kita menghadapi pandemi Covid-19, maka yang pertama dan terasa sekali dampaknya adalah masyarakat perkotaan,” ujar Sadarestuwati dalam program Webinar Desa Wisata yang digelar Kamis, (12/8/2021).
“Mungkin kalau masyarakat desa bisa menanam sayur. Jadi kita bisa memelihara ikan, menanam sayuran secara hidroponik, memanfaatkan lahan yang sempit, bahkan di halaman rumah yang sempit sekali pun kita bisa memanfaatkan itu,” sambung Sadarestuwati.
Walau desa bisa bertahan di masa sulit, Sadarestuwati menyebut bukan berarti bahwa pemerintah lepas tangan begitu saja tanpa memperhatikan desa. Ia mengatakan bahwa pemerintah sudah sejak lama menggelontorkan dana desa yang tak sedikit, termasuk di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Di tahun 2021 ini, pagu dana desa yang dikucurkan adalah sejumlah Rp72 triliun. Pada Februari lalu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, menyebut bahwa dana desa tersebut sudah tersalur ke 5.646 desa sebesar Rp1,68 triliun atau sekitar 2% dari total pagu dana desa.
Di masa pandemi Covid-19 ini, salah satu fokus anggaran dana desa adalah untuk adaptasi kebiasaan baru atau yang dikenal dengan istilah Desa Aman Covid-19. Pemanfaatan dana desa dalam pandemi Covid-19 ini diarahkan ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk sejumlah 8.045.861 keluarga atau 39.263.802 jiwa.
“Dana desa ini mempunyai tujuan awal untuk mempercepat pembangunan infrastruktur desa. Kemudian dilanjutkan untuk pembangunan sumber daya manusia. Dan tidak ketinggalan adalah bagaimana kita bisa membangun perekonomian desa dengan mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia desa. Jadi ini potensi desa yang harus terus digali,” ujar Sadarestuwati.