Karanganyar, Gatra.com- Tak banyak warga yang memenuhi undangan vaksinasi Covid-19 bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pada Selasa (10/8) kemarin. Sehingga, Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar, Jateng mengagenda ulang pemanggilannya.
Kabid Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Karanganyar, Sulistyawati mengatakan vaksinasi bagi penyandang disabilitas dan ODGJ dijatah 500 dosis. Pelaksanaannya di 20 puskesmas dan satu kantor desa pada Selasa kemarin kurang sukses. Sebab, masih banyak undangan yang tidak menghadirinya. "Kemarin keliling di Colomadu dan beberapa kecamatan lain. Rekapannya baru masuk 14 titik. Belum semuanya. Meski begitu, terlihat ada yang sangat minim tingkat kehadirannya," katanya kepada Gatra.com, Rabu (11/8).
Ia menyebut tiga lokasi vaksinasi paling rendah tingkat kehadirannya. Yakni Puskesmas Jumantono, Jatipuro dan aula kantor Desa Pandeyan Tasikmadu. Dari daftar undangan, hanya dihadiri 25 persen-30 persen saja. Berbagai alasan ketidakhadiran seperti keluarga khawatir ODGJ bakal sakit atau bahkan mati setelah disuntik. Selain itu, sebagian ternyata sedang dalam perawatan di RSJ dan telah mendapatkan vaksinasi di sana.
"Data penerima vaksin itu dari Dinas Kesehatan. Ada 500 dosis yang diberikan. Saat pelaksanaan, ternyata sedikit yang datang. Berdasarkan penuturan perangkat desa, mereka enggak datang karena kurang dukungan keluarga. Dianggap bakal sakit dan bisa mati usai disuntik vaksin. Ada pula yang sudah disuntik vaksin di RSJ, sehingga enggak datang," katanya.
Sulistyawati berencana mengundang forkopimcam dari lokasi vaksinasi sepi peminat itu, dalam rangka merancang strategi. Mereka diminta mengawal ODGJ sampai mau divaksin dan kembali ke rumah dalam kondisi sehat. "Kami pun sebenarnya khawatir jika tanpa ada backup dari TNI, Polri maupun perangkat desa. Kalau nanti berontak, siapa yang megangin?" katanya.
Sementara itu Fasilitator Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Solo, Istini Anggoro mengatakan, hanya 14 orang saja yang menghadiri vaksinasi di balai desa Pandeyan Tasikmadu, dari 51 orang yang diundang. "Datanya itu 45 ODGJ dan enam penyandang tuna rungu/wicara. Tapi yang datang hanya 15 saja. Satu diantaranya tuna rungu wiscara. Mayoritas enggak datang. Makanya kami sangat berharap keluarga mereka mau memahami urgensi vaksinasi," katanya. Menurut Istini, selain keluarga kurang mendukung, mereka juga minim edukasi tentang Covid-19.