Pati, Gatra.com - Pasar Puri Baru di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak awal pagebluk merangsek Nusantara memang ditata sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kerumunan oleh pemerintah daerah. Bahkan 100 pedagang yang sebelumnya membuka lapak di dalam pasar, dipindah ke halaman pasar yang luas dan pinggir jalan.
Di halaman pasar rakyat itu, pedagang dibuatkan lapak dengan jarak yang telah ditentukan dengan gambar petak cat putih. Tidak hanya itu, sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan (Prokes) pun mudah dijumpai di sana. Termasuk petugas yang selalui mengawasi agar pengunjung pasar selalu menerapkan prokes.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah pemerintah kabupaten (Pemkab) Pati dalam penataan pasar rakyat di kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani itu. Menurutnya, hal itu penting agar pedagang di pasar bisa berjarak dan tidak berkerumun.
"Dan yang paling penting, para pedagang. Tadi saya tanya, kenapa harus dikotak-kotak, mereka jawab karena harus jaga jarak dan tidak berkerumun. Ini keren, apalagi dari pengelola pasar selalu mengingatkan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Selasa (10/9).
Ia berharap penataan pasar juga dilakukan di daerah lain di Jawa Tengah. Selain pemerintah, Ganjar meminta mahasiswa, kelompok masyarakat dan lainnya ikut membantu.
"Bantulah mereka di pasar ini, agar semua taat jaga jarak, pakai masker dan tidak berkerumun. Kalau semua tertib dan vaksinasi sudah berjalan baik, maka mudah-mudahan mereka bisa kembali berjualan seperti dulu. Inilah yang orang sebut kebiasaan baru. Normal barunya ya seperti ini," bebernya.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga menyempatkan diri untuk mengobrol dengan sejumlah pedagang. Tidak hanya itu, Gubernur turut memborong sejumlah dagangan yang dijajakan para pedagang di Pasar Puri Baru Pati.
Salah satu pedagang di Pasar Puri Baru, Hana mengatakan, sejak pandemi pasar tempatnya berjualan ditata. Pedagang dikeluarkan ke jalanan agar tidak terjadi kerumunan.
"Ya pendapatan menurun, tapi tidak apa-apa yang penting sehat. Lha sekarang virusnya seperti ini, pedagang kan bahaya karena bersentuhan dengan orang terus. Kalau kita disebut pasrah ya pasrah, tapi kan harus tetap berusaha," kata penjual tahu ini.
Hal senada disampaikan Musaikah, pedagang sembako di pasar itu. Kalau diminta memilih, ia memilih pasar dikembalikan seperti kondisi semula.
"Enak seperti dulu, kalau sekarang pendapatannya menurun. Tapi ya tidak apa-apa, biar nggak ketularan Covid. Yang penting awake sehat (badan sehat), itu nomor satu," katanya.