Jakarta, Gatra.com – Peneliti Institute for Development on Economics and Finance (Indef), Eisha Rachbini mengatakan terdapat sejumlah cara untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Saat ini, pemerintah mesti menggenjot vaksinasi sehingga Indonesia dapat segera lepas dari pandemi.

“Ketika kita bisa berdampingan dengan covid melalui minimalisasi penyebarannya, maka kegiatan ekonomi akan berjalan dan pertumbuhan ekonomi juga bisa tercipta,” ungkapnya dalam diskusi Indef bertajuk ‘Kemerdekaan dan Masa Depan Ekonomi Bangsa’, Selasa (10/8).

Eisha menambahkan, Indonesia juga harus meningkatkan produksi pada sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi. Hal itu diharapkan dapat menunjang Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.

“Kita harus bisa mendorong hilirisasi produk berbasis sumber daya alam. Sebab, produk di sektor ini turut berkontribusi terhadap ekspor non migas,” katanya.

Pada 2021, pertumbuhan ekspor non migas didorong oleh komoditas berbasis sumber daya alam seperti minyak kelapa sawit serta besi-baja. Kedua komoditas tersebut tercatat memiliki kontribusi masing-masing 14,85% dan 7%.

“Kita juga perlu mendorong industri supaya berpartisipasi dalam ekspor. Terutama UMKM dan industri kecil untuk turut berpartisipasi lebih dalam kegiatan ekspor,” ujarnya.

Menurut Eisha, upaya ini penting lantaran industri kecil di Indonesia cenderung terkonsentrasi dalam subsektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja, seperti industri makanan, pakaian jadi, tekstil, dan furnitur.

“Ada potensi UMKM di sektor makanan, logam dasar, dan peralatan yang tetap tumbuh saat pandemi. Di situ adalah sektor-sektor yang mana UMKM banyak bergerak. Karena itu, perlu terus didukung agar dapat berkontribusi lebih,” tuturnya.