Semarang, Gatra.com - Pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum berakhir dan menyebabkan banyak orang meninggal dunia, merupakan peringatan keras dari Allah kepada seluruh umat manusia di bumi. Manusia yang sejatinya diutus Allah sebagai khalifah atau wakil di bumi untuk menguasai dunia untuk kebaikan, tapi sekarang malah dikuasi oleh dunia itu, sehingga menimbulkan kerusakan.
Hal ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Kabupaten Rembang, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) pada Istighotsah dan Tahlil untuk keselamtan bangsa memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 Hijriah secara virtual, Senin (9/8) malam.
Kegiatan digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama MUI Jateng, serta tiga masjid besar di Kota Semarang yakni Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Agung Semarang, Kauman, Masjid Raya Baiturrahman.
Menurut Gus Mus, Allah memberikan peringatan keras sekali, ibarat anak sekolah tingkat SD sudah distrap disuruh ke luar, bukan hanya disuruh berdiri di depan papan tulis. “Kita distrap oleh Allah disuruh ke luar, tidak hanya disuruh berdiri di depan papan tulis di dalam kelas, karena kita sudah keterlaluan,” katanya.
Lebih lanjut Gus Mus menyatakan, Allah sejak awal sudah memberikan tahu manusia adalah sebagai hamba yang ditugaskan menjadi khalifahnya, di muka bumi untuk mengatur agar baik. Untuk mengatur dan menguasai bumi, manusia juga telah diberikan pegangan Allah dengan ilmu agama. “Kita diutus Allah untuk menjadi penguasa di bumi ini. Alih-alih menjadi penguasa dunia, malah dikuasai oleh dunia. Kita justru merendahkan diri dengan menempatkan diri sebagai jajahan dunia,” ujarnya.
"Karena manusia kebalik dikuasi dunia, maka menjadi capek sendiri, kepala jadi kaki kaki jadi kepala, saudara jadi musuh tidak ingat lagi sebagai manusia. Pandami Covid-19 ini, lanjut Gus Mus bukan wabah kelompok, golongan, bangsa, tapi wabah kemanusiaan. Semua yang namanya manusia terkena. Pandemi Covid-19 memaksa orang meninggalkan dunia. Suami istri yang sebalumnya ke luar semua sampai melupakan anak, sekarang harus tinggal di rumah mendidik anak,” katanya.
Oleh karena, imbuh Gus Mus momentum Tahun Baru 1 Muharam 1443 Hijriah sangat baik untuk melakukan evaluasi diri, mengoreksi diri sendiri agar ke depan lebih baik lagi.
Senada disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Tahun Baru 1 Muharam 1443 Hijriah menjadi evaluasi apakah pada tahun lalu sudah berbuat baik untuk keluarga, lingkungan, dan negara. “Dengan melakukan evaluasi diri ini agar ke depan lebih baik. Menjadi manusia berguna bagi orang lain,” ujarnya.