Roma, Gatra.com - Polisi Italia memblokir sejumlah grup di aplikasi perpesanan seluler Telegram, di mana pengguna dapat membeli kartu kesehatan COVID-19 palsu yang diperlukan untuk mengakses berbagai layanan dan kegiatan rekreasi.
Dikutip Reuters, Senin (9/8), kartu sertifikasi kesehatan Covid-19 atau biasa disebut Green Pass di Italia bentuknya sertifikat digital atau kertas yang dapat ditunjukkan jika seseorang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, atau telah dites negatif untuk virus atau baru saja dinyatakan sembuh.
Pemerintah Mario Draghi mengadopsi izin untuk mencoba mempercepat vaksinasi untuk menghadapi varian Delta, namun itu telah memicu protes oleh beberapa orang Italia dengan mengatakan bahwa itu menginjak-injak kebebasan dan merupakan cara tidak langsung menerapkan pembuatan vaksin wajib.
Diketahui, mulai 6 Agustus, warga dapat mengakses pusat kebugaran, kolam renang, museum dan bioskop, serta makan di dalam ruangan di restoran. Mulai 1 September, itu juga akan menjadi wajib bagi mahasiswa dan untuk bepergian dengan kereta api, pesawat, kapal, dan pelatih.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menutup 32 grup Telegram yang beroperasi di seluruh negeri, karena menawarkan sertifikat covid-19 palsu kepada ribuan pelanggan hingga €500 (US$588) atau sekitar Rp8,4 juta dalam cryptocurrency atau voucher belanja online.
Empat orang menjalani penyelidikan atas dugaan penipuan dan pemalsuan.
Italia telah mencatat 128.220 kematian COVID-19 sejak wabahnya muncul pada Februari tahun lalu, jumlah korban tertinggi kedua di Eropa dan tertinggi kedelapan di dunia. Ini telah mencatat 4,4 juta kasus hingga saat ini.
Namun, banyak warga masih enggan untuk divaksinasi, bahkan saat rawat inap meningkat lagi.
Data terbaru menunjukkan, sekitar 66 persen orang Italia memiliki setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 dan sekitar 55 persen diinokulasi sepenuhnya.
Menurut kementerian kesehatan, sekitar 20 juta sertifikat hijau telah diunduh dalam populasi sekitar 60 juta.