Paris, Gatra.com - Orang-orang di Prancis perlu menunjukkan kartu kesehatan mulai Senin (9/08) ini, untuk menikmati kegiatan rutin yang biasanya seperti menyeruput kopi di kafe atau melakukan perjalanan antarkota. Namun, terdapat protes besar-besaran terhadap rencana tersebut.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, telah memperjuangkan apa yang disebut "izin COVID-19", yang sekarang sudah diperluas ke kafe, restoran serta perjalanan udara dan kereta api. Hal ini merupakan cara guna menahan gelombang keempat virus corona dan mendorong orang untuk divaksinasi, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Senin, (9/8).
Akan tetapi rencana itu telah menyebabkan 4 kali protes pada akhir pekan, dengan hampir seperempat juta orang turun ke jalan di seluruh negeri tersebut tiap hari Sabtu. Sementara itu, kartu kesehatan akan dihasilkan dalam kode QR baik dengan vaksinasi lengkap, tes negatif terhadap virus menular tersebut pada baru-baru ini atau pemulihan dari COVID-19.
Pemerintah mengharapkan tenggang waktu satu minggu bagi konsumen serta pebisnis untuk terbiasa dengan aturan baru. "Kartu kesehatan dan dorongan vaksinasi akan membantu kita menghindari jam malam serta penguncian baru," kata Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran kepada harian Le Parisien.
Kartu kesehatan ini pertama kali diperkenalkan pada 21 Juli 2021 lalu untuk kunjungan ke tempat-tempat budaya seperti museum, teater dan permainan olahraga. Di sisi lain, para penentang berpendapat bahwa aturan baru dapat melanggar kebebasan sipil di negara.
Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan, sekitar 237.000 orang memprotes aturan ini di seluruh Prancis pada hari Sabtu, (9/8) termasuk 17.000 di Paris. Jumlah ini melebihi 204.000 yang tercatat pada akhir pekan sebelumnya. Mereka menganggap ini merupakan angka yang sangat tidak biasa untuk protes pada puncak liburan musim panas di negara itu.
Sedangkan jajak pendapat baru-baru ini telah menunjukkan mayoritas orang Prancis mendukung aturan itu, termasuk perluasan ke kafe dan restoran. Dewan Konstitusi Prancis pun telah menyetujui rencana itu pada hari Kamis, (5/8).
Di samping itu, Macron berharap rencana itu akan semakin mempercepat upaya vaksinasi di Prancis, di mana lebih dari 55 persen sekarang sudah mendapatkan vaksin kedua. "Dapatkan vaksinasi. Dapatkan vaksinasi. Dapatkan vaksinasi, "kata Macron, dalam video terbaru pada hari Jumat, (6/8).