Pekanbaru, Gatra.com – Peringatan hari ulang tahun Riau ke-64 turut ditandai dengan berakhirnya masa bhakti Chevron di Blok Rokan, pada Minggu (8/7). Bagi Riau, lapangan minyak tersebut sangat penting lantaran memengaruhi besaran APBD Riau melalui dana bagi hasil (DBH) minyak bumi.
Menurut Ketua Komisi IV DPRD Riau yang membidangi urusan energi, Parisman Ihwan, peran Blok Rokan sangat penting bagi ekonomi Riau maupun untuk negara. Oleh sebab itu, dalam peringatan ulang tahun ke-64, Riau ke depannya dapat meningkatkan manfaat dari ladang minyak tersebut.
"Blok Rokan ini kan juga vital bagi negara. Tetapi bagi daerah penghasilnya perannya lebih vital lagi, lantaran memiliki pengaruh terhadap besaran anggaran. Kita berharap, dengan peralihan ke Pertamina, produksi minyak bisa ditingkatkan dan nantinya akan berpengaruh kepada pembangunan," terangnya di Pekanbaru, Senin (9/8).
Baca Juga: Blok Rokan Mau Pindah Tangan, Ini Keinginan Riau
Politisi Partai Golkar ini lebih jauh menyampaikan, peralihan pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina hendaknya dapat mewujudkan harapan-harapan masyarakat Riau. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengghapai harapan itu, salah satunya membuka ruang bagi perusahaan-perusahaan lokal.
"Pertamina mesti memperhatikan hal ini, entah itu melalui perangkulan Sumber Daya Manusia (SDM), kontrak-kontrak kerja dengan perusahan lokal di Riau serta Corporate Social Responsibility (CSR) bagi daerah yang masuk daerah Blok Rokan. Banyak yang bisa dilakukan," pintanya.
Sementara itu, Anggota Panitia Kerja (Panja) migas Komisi VII DPR RI, Abdul Wahid, mengungkapkan, peralihan operasional Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina sejatinya merupakan kabar baik bagi usahawan lokal. Menurut legislator asal Riau ini, Panja Migas memang merekomendasikan pelibatan lebih masif unsur lokal dalam wilayah kerja Blok Rokan.
"Rekomendasi kita kemarin, kita minta segala bisnis yang ada di wilayah kerja Rokan itu minimal 50-60% harus dibicarakan dengan orang lokal. Orang lokal itu termasuk BUMD, termasuk pengusaha di sini," tukasnya.
Baca Juga: Blok Rokan, Ini Pihak Berhak Gugat Perusahaan Cemari Lingkungan
Blok Rokan merupakan ladang minyak produktif di Indonesia. Chevron sendiri telah mengeduk minyak dari ladang ini sejak 1971 atau sekitar 47 tahun. Pada masa jayanya produksi minyak Blok Rokan bisa di atas 1 juta barel per hari. Seiring waktu, jumlah tersebut menciut pada kisaran 150-250 ribu barel per hari.
Berdasarkan catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), produksi wilayah kerja Rokan mencapai hampir separuh produksi nasional, tepatnya 46% dari produksi nasional.
Sementara potensi pendapatan negara dari kegiatan produksi di Blok Rokan selama 20 tahun sejak 2021,ditaksir sebesar US$57 miliar atau Rp825 triliun.