Home Kebencanaan Basic Relawan, Kades Krajan Gabung Tim Pemulasaraan Jenazah

Basic Relawan, Kades Krajan Gabung Tim Pemulasaraan Jenazah

Sukoharjo, Gatra.com- Meski menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Krajan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sarjono tak malu untuk ikut dalam penanganan Covid-19 di Desanya. Aksi kemanusiaan ini ia lakukan dengan membantu proses pemakaman jenazah positif virus Corona. 

Sarjono diketahui memiliki basic sebagai relawan. Dia bergabung di Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Saat terjun ke lapangan, dia tak malu menggali liang kubur dan menjadi sopir ambulans. "Waktu awal pandemi itu, saya juga mengikuti pelatihan penangan pasien Covid-19 yang meninggal dunia," katanya Jum'at (6/7).

Dengan menggunakan ambulans milik Kecamatan Gatak, dia bersama sejumlah relawan lainnya mengambil jenazah warga Krajan yang meninggal dunia di rumah sakit. Kemudian, dia bawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) untuk dimakamkan. "Ini hanya aksi kemanusian dan bentuk sosial saya sebagai Kades. Karena saya memahami, petugas pemusalaran jenazah jumlahnya terbatas," ujarnya. 

Sarjono menceritakan, awal-awal pandemi ia bertugas ditingkat daerah Sukoharjo, kemudian menginisiatif fokus di tiga daerah, yakni Gatak, Baki, dan Kartasura. Dulu hanya lima orang relawan untuk tiga kecamatan, tapi sekarang mencapai 20an orang. "Awalnya di daerah fokus semua wilayah, lalu saya berinisiatif hanya foksu di tiga wilayah dankita saling backup. Dari lima orang, lama-lama masyarakat banyak yang tergerak dan bergabung jadi relawan," terangnya. 

Ia beralasan kenapa fokus ditiga wilayah lantaran kalau menunggu relawan terlalu lama, jadi bersama teman lainnya berinisiatif fokus di tiga wilayah. Karena jarak yang ditempuh juga membutuhkan waktu perjalanan sehingga keluarga harus menunggu. "Pernah ada yang meninggal pukul 21.00 WIB dan harus pemakaman, tim pemakaman baru sampai sekitar pukul 00.00 WIB. Akhirnya punya ide fokus di tiga wilayah, waktunya pun lebih cepat, baik pengambilan jenazah hingga pemakaman serta meringankan beban relawan lain," paparnya.  

Sebelum menjadi relawan Covid-19, Dia sudah menjadi relawan cukup lama. Sehingga dari pengalamannya itu membuat jiwa kemanusiaan terus berlanjut hingga saat ini meski tidak dibayar dan menyita waktu. 

Hingga akhirnya pandemi Covid-19 muncul, dia langsung tergerak menjadi relawan meski resikonya tinggi. Aksi yang dilakukan Sarjono pun menarik simpati masyarakat. "Keadaannya sepert ini kita bisa berperan apa, kalau saya seperti itu. Saya kalau tidak ikut dan hanya diam saja, itu rasanya gelo," pungkasnya.

1118