Home Ekonomi Peternak Bebek Kolaps, Pasrah Jual Rugi 

Peternak Bebek Kolaps, Pasrah Jual Rugi 

Sragen, Gatra.com- Peternak bebek di Sragen, Jateng rela menjual rugi hasil ternaknya di pasaran, daripada tak laku sama sekali. Kondisi ini dampak pemberlakuan PPKM yang membuat usaha kuliner lesu.

Dari harga normal daging bebek Rp27 ribu perkilogram, kini diobral sampai Rp19 ribu-Rp21 ribu perkilogram. Peternak memilih jual rugi daripada terus-terusan mengeluarkan ongkos pakan dan pemeliharaan. Jika tak segera dijual, usia bebek panen bakal makin uzur. Bebek tua tak ada yang mau mengonsumsi.

"Peternak sudah habis-habisan. Biaya pakan tinggi. Masih ditambah pemeliharaan yang enggak murah. Sekarang enggak ada yang beli. Usaha kuliner lesu," kata Wiyono, peternak asal Desa Celep, Kedawung kepada wartawan di Sragen, Kamis (5/8).

Sedikitnya 20 pemilik usaha peternakan bebek di wilayah tersebut memilih menjual semua unggasnya. Biasanya ke rekanan perusahaan yang mau membeli dalam jumlah banyak, meski menawarnya rendah. Itu pun membebankan ongkos pengiriman ke peternak. Saat ini, mereka belum berani beternak lagi selama kondisi masih sulit.

"Kalau waktu normal, sehari kita mampu menjual 500 ekor. Saat PPKM saat ini hanya mampu menjual maksimal 300 ekor. Karena pemilik rumah makan memang tak bisa menjual dagangan mereka," paparnya.

Peternak lainnya, Indra Winata menuturkan saat ini kondisi peternak benar-benar terpuruk. Dari sekitar 25 peternak di desanya saat ini hanya tinggal 5 peternak yang bertahan. Sementara peternak lainnya tak lagi bisa bertahan dan bangkrut.

"Padahal kalau ditotal, jumlah bebek di sini mencapai 20.000 ekor. Mereka yang berhenti saat pandemi ini rata-rata yang memelihara 500-1.000 ekor. Kalau peternak yang besar memang tak bisa berhenti, karena beban harus membeli DO (delivery order) dari pabrik," jelasnya.

4409