Yogyakarta, Gatra.com – Capaian atlet Indonensia di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi evaluasi untuk meningkatkan prestasi di Olimpiade Paris 2024. Target medali harus jelas, didukung dengan regenerasi atlet dan sport science.
Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (Apkori), Djoko Pekik Irianto, merespons hasil kontingen olimpiade Indonesia dengan 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
“Targetnya perbaikan peringkat. Dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016 peringkat kita 46, saat ini target kita 40, mudah-mudahan tercapai,” ujar doktor Fakultas Ilmu Keolahragaaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Kamis (5/8).
Menurut dia, target jumlah peserta belum tercapai. Saat ini, 28 atlet Indonesia ikut olimpiade. Padahal sejak Olimpiade Beijing 2008, kita menargetkan lolos 40 atlet. “Ke depan harus dibuat sistem mendasar agar target atlet bertambah,” kata Ketua KONI Daerah Istimewa Yogyakarta ini.
Djoko bangga dan mengapresiasi capaian peserta olimpiade, terutama para peraih medali. Menurut dia, atlet bulu tangkis mampu menjaga tradisi capaian medali selama olimpiade, kecuali saat di London 2012. “Banyak atlet muda bulutangkis perlu didorong untuk menyumbang medali,” katanya.
Ia menyebut duet Greysia/Apriyani mestinya bisa dipertahankan di Olimpiade 2024. “Hanya saja perlu minta kepastian Greysia lanjut ke olimpiade atau berhenti. Nadanya saat diwawancara kok masih ragu,” kata dia.
Cabang angkat besi juga patut diapresiasi. Sejak Olimpiade Seoul 1998, cabang ini menyumbang medali perak dan atau perunggu. “Atlet Eko Yuli harus diapresiasi betul karena selalu dapat medali di 4 olimpiade. Hanya usia Eko sekarang 32 tahun. Ini melampaui golden age 28 tahun. Jadi perlu dipertimbangkan regenerasi,” tuturnya.
Sejumlah cabang dan atlet juga masih bisa dimaksimalkan untuk meraih medali di olimpiade mendatang. Pelari Muhammad Zohri, contohnya, perlu diasah terus. “Sekarang usianya 21 tahun, belum jadi betul ototnya. Di atas 23 tahun bisa digenjot lagi agar tampil maksimal di Olimpiade Paris,” kata Djoko.
Ia juga menyebut cabang panahan perlu mengintensifkan program untuk mengembalikan tradisi medali seperti di era trio Srikandi. Selain itu, ada tiga cabang lain potensial: surfing, dayung, dan menembak.
Djoko berharap, Kemenpora segera menggelar persiapan untuk Olimpiade Paris. “Begitu pulang ini jadi momentum untuk menyiapkan . Jangan tunggu waktu. Model pelatnas di Jakarta perlu dikembangkan di daerah-daerah,” paparnya.
Ia menyatakan pemerintah perlu menigkatkan modal untuk pelatihan jangka panjang dan melibatkan sport science beserta ahlinya. Dengan langkah-langkah ini, target Olimpiade Paris diharapkan terwujud.
“Target olimpiade jangan hanya peringkat karena seolah menunggu hasil negara lain. Tapi mematok jumlah medali, misal 3 medali emas,” ujar dia.