Semarang, Gatra.com - Tingkat kesadaran masyarakat dalam menggunakan BBM yang ramah dilingkungan di Jawa Tengan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jawa Tengah menilai, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan atau BBM yang memiliki RON di atas 90 dalam hal ini pertamax terus meningkat dan sudah mencapai di atas 10%.
Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwi Atmoko mengatakan, konsumsi Pertamax memang belum sebesar Pertalite, tapi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Dia menyebutkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM ramah lingkungan khususnya pertamax series. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4 (RON 92).
"Tren peningkatan penggunaan BBM RON 92 (Pertamax), Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat menggunakan BBM ramah lingkungan semakin besar," katanya Rabu (4/8).
Disebutkannya, kalkulasi keekonomian pemakaian BBM dengan octan number yang tinggi akan membuat mesin perawatan lebih murah.
"Kondisi ekonomi saat ini berpengaruh pada pemilihan masyarakat dalam membeli bahan bakar minyak. Untuk itu, pemerintah terus meningkatkan sosialisasi ke masyarakat untuk tetap menggunakan BBM ramah lingkungan kendati ekonomi kurang baik," ujarnya.
Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah lanjut Sujarwanto dalam upaya mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan juga ditunjukkan dengan mewajibkan seluruh kendaraan dinas menggunakan Pertamax.
"Hal ini juga kita lakukan sebagai salah satu upaya untuk menerapkan efisiensi dalam melakukan perawatan kendaraan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah, Abdul Mufid mengatakan, pihaknya sangat mendukung penghapusan BBM dengan RON rendah yang seharusnya sudah dilakukan sejak 4 tahun yang lalu.
"Penggunaan BBM ramah lingkungan juga akan membantu beban pemerintah yang selama ini memberikan subsidi cukup besar. Nantinya anggaran subsidi itu bisa dialihkan untuk sektor yang lebih tepat seperti pendidikan, pangan, dan sektor transportasi publik dan jaringan pengaman sosial," katanya.
Dia mengaku, menyayangkan sikap pemerintah yang maju mundur menerapkan BBM yang ramah lingkungan. Karena mungkin mengambil kebijakan populis tapi tidak menguntungkan secara jangka panjang.
Menurut dia, sudah saatnya masyarakat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan seperti Pertamax. Pasalnya, selama ini penggunaan BBM dengan RON rendah memberikan dampak terhadap polusi lingkungan yang cukup besar, meski harganya lebih murah.
"Untuk mengedukasi masyarakat semakin menggunakan BBM ramah lingkungan, dibutuhkan beberapa pendekatan. Diantaranya dengan memastikan kendaraan yang ada memenuhi standar penggunaan BBM ramah lingkungan," tandasnya.