Jakarta, Gatra.com – Pasangan ganda putri badminton Indonesia, Greysia Polii - Apriyani Rahayu, baru saja sukses mendulang medali emas di gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Capaian ini sekaligus dicatat oleh sejarah badminton Indonesia karena keduanya merupakan ganda putri Merah Putih pertama yang menorehkan emas di ajang olahraga terbesar dunia tersebut.
Setelah kesuksesan tersebut, muncul sebuah pertanyaan: akankah Greysia/Apriyani tampil lagi mengharumkan nama Indonesia di ajang Olimpiade 2024 mendatang di Paris, Perancis? Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoeno, mengungkapkan bahwa hal tersebut kemungkinan kecil terjadi.
“Kayaknya kalau untuk Olimpiade empat tahun yang akan datang sih rada berat sih. Berat. Kecuali ya kecuali, bisa jaga diri setelah punya anak. Mungkin masih bisa,” ungkap Imelda dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa, (3/8/2021).
Sebelumnya, Imelda juga mengungkapkan bahwa Greysia Polii akan segera gantung raket dan ingin memiliki anak. Walau banyak yang menyayangkan, keinginan Greysia tersebut bisa dipahami secara bijak karena pemain kelahiran Jakarta tersebut saat ini sudah berusia 33 tahun.
“Memang saya udah denger sih [rencana Greysia pensiun] karena ada rencana ingin punya anak. Cuman, gini, pengalaman yang lalu-lalu, ketika di suatu waktu ada yang juaranya, ada yang bagusnya, jangan langsung berhenti. Tunggu dulu di bawahnya untuk naik,” ujar Imelda.
“Contoh seperti Susi [Susanti]. Menurut aku tuh terlalu cepet berhenti, terlalu cepet retired dan kemudian harusnya ada Mia Audina, tapi Mia Audina-nya pergi ke Belanda. Jadi pada saat itu terjadi semacam kekosongan atau gap yang terlalu tinggi dan merangkaknya susah banget karena penting banget, kalau ada juaranya, penting banget atlet-atlet di bawahnya itu jadi besar hati,” tutur Imelda.
Susi Susanti adalah perwakilan Indonesia pertama dalam sejarah badminton Merah Putih yang mampu membawa pulang medali emas Olimpiade di nomor tunggal putri. Medali tersebut ia peroleh di Olimpiade Barcelona 1992 setelah menumbangkan wakil Korea Selatan Bang Soo-hyun melalui babak rubber game dengan skor 5-11, 11-5, dan 11-3.
Sementara Mia Audina adalah peraih medali perak di dua ajang Olimpiade. Pada tahun 1996, ia kalah di partai final dari Bang Soo-hyun melalui straight game dengan skor 6-11 dan 7-11. Delapan tahun kemudian di Olimpiade Athena, ia lagi-lagi harus puas dengan medali perak setelah takluk dari wakil Cina, Zhang Ning, melalui rubber game dengan skor 11-8, 6-11, dan 7-11 di partai puncak.
“Seperti katakanlah contoh, pada saat kita dulu kuat, kita masuk ke dalam lapangan atau gor atau hall pertandingan, tim Indonesia masuk nih, orang itu udah tepuk tangan dan kita tentunya besar hati. Adik-adik kita juga besar hati. Artinya nggak dipandang rendah sama orang lain. Berbeda kalau seandainya yang atasnya itu kosong,” ujar Imelda.
“Intinya maksud saya adalah meminta sih kalau boleh, nih, mau minta ke suaminya Greys, ditahan dulu napa?” kata Imelda diiringi tawa.
Imelda amat berharap agar Greysia tetap bisa bermain lebih lama, setidaknya hingga pasangannya saat ini, Apriyani Rahayu, mendapatkan pasangan yang cocok. “Jangan ditinggal langsung begitu. Sayang. Ini kan aset kita. Kalau sampai jadi lama penggantinya Greys, kita yang rugi sih ya,” tutur Imelda.
Imelda melihat bahwa Greysia Polii adalah salah satu aset terbesar yang dimiliki badminton Indonesia saat ini. Ia menilai bahwa untuk saat ini, Greysia adalah atlet luar biasa yang tiada tandingannya.
“Intinya kalau masih bisa ditahan, ditahan, tetapi kalau mau untuk main terus harus bisa mengatur diri sendiri,” pesan Imelda.
Walau demikian, Imelda pun menyadari bahwa ia tak bisa serta-merta memaksakan kehendak kepada Greysia. “Cuman ya itu tergantung Greys dan keluarganya. Kita tentunya nggak bisa memaksa. Hanya itu harapan saya. Tunggu dulu sampai ada pengganti Greys,” jelasnya.Dengan demikian, keputusan apakah pasangan emas Greysia/Apriyani akan tampil lagi di Olimpiade mendatang berada di tangan Greysia sendiri. Walau kemungkinannya sat ini tampak kecil, harapan melihat duet Greysia/Apriyani di Olimpiade tiga tahun mendatang masih ada.
Untuk saat ini, insan bulu tangkis Indonesia hanya bisa bersabar sampai Greysia sudah mantap dengan keputusan dan segala pertimbangannya.