Jakarta, Gatra.com – Duet ganda putri badminton Indonesia, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, sukses mengalungkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di leher masing-masing setelah menumbangkan pasangan Cina, Chen Qing Chen-Jia Yi Fan, melalui straight game dengan skor 21-19 dan 21-15.
Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wigoeno, mengungkapkan beberapa alasan unik mengenai kesuksesan yang membanggakan tersebut. PB Jaya Raya adalah klub yang menaungi pasangan Greysia dan Apriyani.
“Nah, jadi dengan berhasilnya Greys [dan Apriyani] ini memang mengejutkan, tapi ada beberapa hal yang menjadi catatan kenapa sampai bisa berhasil. Kalau saya lihat dari awal bermain memang apa ya, yang saya lihat itu gestur tubuhnya itu tuh memperlihatkan [mental juara], terutama mimik mukanya,” ujar Imelda dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa, (3/8).
"Dan ketika ada di dalam lapangan Apri berdiskusi dengan Greys. Artinya saling mendukung satu sama lain. Itu tuh dari awal main sampai saat terakhir itu enggak berubah,” sambung Imelda.
Selain itu, menurut Imelda, alasan lain yang berandil besar dalam keberhasilan pasangan yang lahir di Jakarta dan Sulawesi Tenggara tersebut adalah perkembangan pesat Apriyani Rahayu, baik dari segi teknik permainan, kondisi fisik, maupun ketenangan dan kecerdikannya dalam bermain.
“Itu menurut saya sih meningkat. Bukan hanya satu level, kayakya menurut saya itu dua level. Dan itu mengejutkan karena keadaan pandemi mereka pasti latihannya terganggu, tapi kok bisa seperti itu?” ujar Imelda terheran-heran.
Sebagai catatan, Apriyani baru dipasangkan dengan Greysia pada pertengahan tahun 2017. Selain itu, keduanya juga terpaut usia yang cukup jauh. Greysia saat ini berusia 33 tahun, sedangkan Apriyani baru berusia 23 tahun.
“Jadi, keliatan sekali kemajuan dari Apriyani yang jarang banget mati-mati sendiri. Kalau menurut saya, itu yang menyebabkan Greysia Polii dalam ajang Olimpiade kali ini, dia bisa konsentrasi full untuk dirinya sendiri,” tutur Imelda.
“Sementara yang lalu-lalu dia kan masih terpecah fokusnya karena dia harus nge-back-up Apri, harus juga kasih masukan-masukan. Sementara kalau kita lihat dari awal sampai akhir [di ajang Olimpiade Tokyo 2020], mereka seolah-olah tuh sama, bahkan kadang-kadang Apri yang tepuk-tepuk Greysia Polii,” ujar Imelda.
Pasangan Greysia/Apriyani pertama kali diduetkan pada Mei 2017. Sebelumnya, Greysia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari dan keduanya sempat menjadi ganda putri nomor dua di dunia versi BWF di tahun 2016.
Namun, di tahun yang sama, Maheswari harus menepi dari lapangan karena mengalami cedera, dan harus melakukan operasi lutut. Dengan demikian ada kekosongan pasangan bagi Greysia.
Perempuan berusia 33 tahun tersebut sempat berpasangan dengan beberapa nama, di antaranya Rosyita Eka Putri Sari dan Rizki Amelia Pradipta. Namun, Greysia akhirnya lebih cocok ketika dipasangkan dengan Apriyani Rahayu pada Mei 2017.
Baru sebulan berpasangan, Greysia-Apriyani langsung menjadi juara di ajang Thailand Open 2017 setelah mempermalukan pasangan tuan rumah, Chayanit Chaldchalam dan Phataiman Muenwong, di partai final secara dua gim langsung dengan skor 21-12 dan 21-12.
Empat tahun kemudian, pasangan ini sudah mencapai puncak kesuksesan mereka setelah berhasil mendulang medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Pencapaian ini menjadi tonggak sejarah bagi dunia badminton Indonesia karena keduanya merupakan ganda putri pertama Merah Putih yang sukses mendulang emas di ajang Olimpiade.