Jakarta, Gatra.com - Google bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta enam produsen laptop lokal siap berkolaborasi dalam pembuatan laptop Google chromebook.
Adapun keenam produsen lokal yang akan dilibatkan adalah Advan, Axioo, Evercross, SPC, TSMID dan Zyrex.
"Kami dengan bangga mengumumkan bahwa sejumlah jenis laptop yang menggunakan Chrome OS akan dibuat di Indonesia," ujar Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf, dalam konferensi pers online, Selasa (2/08).
Randy menuturkan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk komitmen Google guna membantu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Google terus mendukung para pelajar dan pengajar agar dapat melangsungkan proses belajar kolaboratif serta membantu pemerintah Indonesia dalam mendigitalisasi pendidikan.
"Ini adalah pertama kalinya produsen Indonesia membuat chromebook untuk Indonesia dan pasar ekspor,” ujarnya.
Randy mengungkapkan bahwa pada program ini akan dilibatkan para siswa sekolah vokasi dalam proses produksi laptop tersebut.
“Akan dapat merekrut ribuan tenaga kerja Indonesia untuk membantu mereka memproduksi jutaan laptop selama tahun-tahun kedepan. Ini adalah langkah penting dalam upaya kami dalam menyediakan hardware di lebih banyak sekolah,” jelasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto menyambut baik program kerja sama ini.
"Ini merupakan salah satu bentuk konkret link and match antara pendidikan vokasi berbasis project based learning, dengan industri dan dunia kerja," ujar Wikan.
Wikan menjelaskan bahwa program ini diharpakan nantinya akan menginsipirasi industri lain untuk melibatkan berbagai siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia untuk mengasah kemampuan mereka.
"Kita mengharapkan bisa jadi inspirasi industri lain untuk berkolaborasi dengan pendidikan vokasi. Keenam produsen elektronik tadi sangat diharapkan dapat menciptakan lini produksi yang terintergasi dengan pendidikan vokasi," jelasnya.
Diketahui program ini merupakan bagian dari pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah. Alokasi anggarannya sekitar Rp3,7 triliun yang dibagi mejadi dua sumber pendanaan.
"Sumber anggarannya ada dua. Dari Kemendikbud pusat Rp1,3 triliun, lalu yang Rp2,4 triliun didistribusikan ke pemerintah daerah," ujar Wikan.
Wikan menjelaskan anggaran Rp3,7 triliun tersebut bukan hanya untuk laptop, melainkan berikut elemen-elemen pendukung lainnya.
"Memang laptop ini menjadi produk utama, karena kan kita ingin mengembangkan digitalisasi di proses pendidikan kita. Tetapi anggaran itu juga untuk access point. Kalau enggak ada access point gimana internetnya nyambung," ujar Wikan.
Secara terperinci anggaran Rp1,3 triliun tersebut digunakan untuk pengadaan 189.840 unit laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.
Sementara untuk anggaran Rp2,4 trilun yang didistribusikan ke pemerintah daerah digunakan untuk 284.147 laptop, 17.510 wireless router, 10.799 proyektor beserta layar, 10.799 konektor, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.