Karanganyar, Gatra.com- Ketua DPRD Karanganyar, Jateng Bagus Selo mewanti-wanti penyaluran dana bantuan sosial (bansos) ke terdampak pandemi Covid-19 jangan sampai dipolitisasi. Statemen tersebut diungkapkannya usai Komisi B DPRD mengklarifikasi Disdagnakerkop yang membagikan bansos tunai ke PKL beramplop Bupati Karanganyar Juliyatmono dan istri Siti Khomsiyah. "Semua lembaga di DPRD berharap jangan anggaran itu (bansos) dipakai untuk politik," kata Bagus Selo kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (2/8).
Ia telah menerima hasil klarifikasi Komisi B terhadap Disdagnakerkop dan Baznas secara tertulis. Klarifikasi tersebut digelar secara tertutup pada Senin (26/7). Dalam catatan Komisi B, jajaran Disdagnakerkop mengakui keteledoran memakai amplop tercetak nama bupati Karanganyar dan istri. Tiap amplop berisi Rp300 ribu. Penerimanya adalah PKL, penyedia jasa bongkar pasang tenda dan juru parkir di Stadion 45, Taman Pancasila, alun-alun dan Pujasera Cangakan.
Dari 840 sasaran, sudah terdistribusi 827 amplop. Adapun 300-an amplop tercetak nama bupati dan istri terlanjur terdistribusi. Selanjutnya, Disdagnakerkop menggantinya dengan amplop polos setelah penggunaan amplop sebelumnya dikomplain. Dana bansos tunai tersebut bersumber Baznas Kabupaten Karanganyar dengan total anggaran Rp300 juta.
Bagus Selo menyarankan Baznas membagikan sendiri dana itu agar ke depan menghindari kisruh. "Silakan kalau mau membantu PKL. Minta saja data calon penerima ke Disdagnakerkop. Lalu dibagikan sendiri. Toh, Baznas pasti punya amplop berlogo Baznas," katanya.
Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Karanganyar AW Mulyadi usai klarifikasi mengatakan Disdagnakerkop menyerahkan berita acara pemakaian dana bansos PKL. Dari total dana Baznas Rp300 juta, menyisakan Rp51.900.000. "Terpakai 827 amplop. Per amplop Rp300 ribu. Sisanya dikembalikan ke Baznas," katanya.
Kepada Komisi B, Disdagnakerkop juga mengaku teledor. "Saat itu, panitia pembagian amplop usai disibukkan persiapan vaksin bagi PKL. Vaksinasi beruntun di Colomadu, GOR RM Said, GOR Nyi Ageng Karang juga. Sehingga tidak teliti saat pembagian," kata beralasan. Waduh, kok menyalahkan vaksin.