Manila Gatra.com - Filipina akan memperpanjang jam malam di ibu kota, Manila, di tengah pengetatan pembatasan di negara Asia Tenggara itu untuk memerangi potensi lonjakan kasus varian Delta COVID-19.
Pernyataan itu diungkapkan seorang pejabat pemerintah, pada Senin (2/8).
Ketua badan pengatur kawasan itu, Benjamin Abalos menyebut kota Metropolitan Manila, sudah dikenakan jam malam, yang sebelumnya pukul 10 malam, akan memajukan dua jam menjadi jam 8 malam.
"Kami hanya meminta dua minggu. Ini akan menghentikan virus untuk sementara. Yang penting adalah rumah sakit kami tidak penuh," kata Abalos dalam briefing, dikutip Reuters, Senin (2/8).
Pihak berwenang telah mengerahkan personel polisi ke pos pemeriksaan karantina di Metropolitan Manila, di mana perjalanan masuk dan keluar akan dibatasi.
Juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan pada hari Jumat bahwa wilayah tempat bermukimnya sekitar 13 juta orang, itu akan ditempatkan di bawah penguncian ketat mulai 6 Agustus hingga 20 Agustus.
Tercatat, kasus COVID-19 di Filipina melebihi 8.000 per hari sejak Jumat hingga Senin. Penghitungan yang tercatat pada hari Minggu dari 8.735 infeksi adalah yang tertinggi sejak 28 Mei.
Di provinsi tengah Cebu, jumlah warga terinfeksi telah membanjiri fasilitas kesehatan. “Dua dari 15 rumah sakit di Kota Cebu berada pada "tingkat kritis", kata anggota dewan kota David Tumulak, kepada media lokal.
Lonjakan kasus COVID-19 yang didorong varian Delta, telah mengguncang beberapa bagian Asia, termasuk negara-negara yang relatif berhasil menahan virus tersebut.
“Hanya 200 kasus varian Delta yang terdeteksi di masyarakat, 17 di antaranya masih aktif,” kata Wakil Menteri Kesehatan Filipina, Maria Rosario Vergeire, meski kapasitas pengujian genom di negara itu masih terbatas.
“Pembatasan karantina yang ketat dapat membantu membatasi jumlah kasus COVID-19 aktif menjadi sekitar 25.000 pada akhir September,” kata juru bicara kepresidenan Harry Roque dalam briefing terpisah Senin.