Kuala Lumpur, Gatra.com - Para pemimpin oposisi Malaysia termasuk Anwar Ibrahim dan Dr Mahathir Mohamad berkumpul di Lapangan Merdeka pada Senin (2/8). Mereka menuntut agar Muhyiddin Yassin mengundurkan diri karena kehilangan dukungan parlemen. Namun, sempat dihalangi oleh pihak berwenang untuk memasuki gedung parlemen.
Pertemuan parlemen khusus pada Senin ditunda setelah terdeteksinya ada kasus COVID-19 di DPR, meski anggota parlemen dari oposisi bersikeras berkumpul untuk meminta sesi waktu. Mereka bersikeras diberi waktu untuk bertemu parlemen.
Anwar, pemimpin oposisi, seperti dikutip oleh Malay Mail menyebutkan bahwa pemerintah yang dipimpin Muhyiddin Yassin telah kehilangan dukungan mayoritas.
“Dari segi jumlah anggota parlemen, pemerintahan Muhyiddin telah jatuh, dan saya mendapat informasi bahwa, ada pihak lain yang mengajukan daftar yang meminta untuk keluar dari Perikatan Nasional. Jadi dengan 107 (Anggota Parlemen) di sini, ditambah mereka, pemerintah sudah jatuh,” kata Anwar, dikutip Channelnewsasia, Senin (2/8).
Adapun Partai Pejuang Dr Mahathir juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah telah melanggar prinsip-prinsip demokrasi parlementer dan mengabaikan keputusan raja. Partai menyerukan perdana menteri dan Kabinet untuk "mengambil jalan yang terhormat dan segera mundur dari jabatan mereka".
"Krisis politik yang berkelanjutan hanya dapat berakhir dengan cara ini dan perhatian penuh dapat diberikan pada upaya untuk memecahkan krisis kesehatan, ekonomi dan sosial yang melanda negara ini," uang pernyataan itu.
Anggota parlemen oposisi menggelar spanduk menyerukan Muhyiddin dan Kabinet untuk mengundurkan diri. Mereka berbaris dari Lapangan Merdeka ke parlemen meski dilaporkan mereka dihalau oleh Federal Reserve Unit (FRU). FRU biasanya diaktifkan untuk menangani kerusuhan.
Rombongan kemudian bubar dengan damai.