Jakarta, Gatra.com- Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebutkan bahwa Pemerintah harus mengambil strategi yang cost effective dan memiliki dampak besar bagi kesehatan, sosial, dan ekonomi, minimal terhadap kelompok rawan. Hal itu dilakukan jika pemerintah memutuskan mengambil langkah pelonggaran PPKM yang akan diputuskan Selasa (02/08).
Dicky menyebutkan bahwa pemerintah harus memiliki target tes 1 juta dan vaksinasi sebesar 1 juta/hari. Selain itu, 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, menjaga mobilitas) juga diperketat. “Jangan sampai masyarakat salah pemahaman dilonggarkan berarti situasi sudah aman,”ujar Dicky melalui pesan singkat pada Senin (02/08).
Dicky juga menyarankan bahwa perusahaan masih menerapkan Work From Home (WFH) 100 persen untuk mengurangi mobilitas sembari melihat perkembangan dari pelonggaran. Selain itu, para komorbid dan ibu hamil menurutnya jangan dipaksa untuk bekerja di kantor (WFO) karena peluang terinfeksi COVID-19.
Sepenuturan Dicky, pemerintah juga harus menekan angka kematian dengan salah satu caranya adalah memberikan perlindungan bagi orang-orang yang memiliki resiko tinggi jika terpapar COVID-19, yakni pemilik komorbid, lansia, dan ibu hamil. “Keluarkan kebijakan untuk melindungi mereka. Penting visitasi ke rumah dan analisa risiko awal sebelum isoman (isolasi mandiri),”ucap Dicky. Dicky berujar bahwa pemerintah juga harus memberikan edukasi yang jelas positif dan negatifnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak abai.