Yogyakarta, Gatra.com – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan berencana menggunakan eks Hotel Mutiara I dan II sebagai rumah sakit darurat bagi pasien Covid-19. Sepanjang Juli, kematian karena Covid-19 nyaris 60 kasus per hari.
"Ini ada bangunan, yang kami harapkan juga bisa segera diselesaikan oleh (Kementerian) PUPR dan hari ini juga sudah dilakukan peninjauan. Semoga bisa segera diselesaikan," kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pernyataan resmi Pemda DIY, Sabtu (31/7) malam.
Langkah itu guna menambah jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang butuh perawatan, dua gedung Hotel Mutiara di Jalan Malioboro telah dibeli Pemda DIY Rp170 miliar dari dana keistimewaan (danais) DIY. Tahun ini, Pemda DIY menerima danais Rp1,3 triliun yang bersumber dari APBN.
Di rakor itu, Sultan mengungkap hal itu dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan PPKM Level 3 dan 4 Jawa-Bali. Rakor daring ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan, Sabtu. Sultan mengikuti rakor dari Kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta.
"Kami sedang berusaha untuk menaikkan persentase dari masing-masing rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY berdasarkan SK Gubernur. Tapi kami mohon juga ada kenaikan persentase bagi tempat tidur pasien Covid di 4 RS rujukan yang telah ditunjuk Kementerian Kesehatan RI lewat SK Menkes. Karena riilnya, persentase tempat tidur yang untuk pasien Covid masih rendah, yaitu 32,3%," ungkap Sultan.
Langkah itu diharapkan dapat menampung pasien dengan keadaan sedang dan berat yang selama ini menjalani isolasi mandiri. Menurutnya, Pemda DIY sudah mulai menjemput pasien yang isolasi mandiri untuk dipindah ke shelter terpadu, meski upaya ini belum dilakukan di seluruh kabupaten/kota di DIY.
Pemda DIY sebelumnya juga menyatakan siap mengucurkan danais untuk desa-desa di DIY. Total Rp22,6 miliar akan dialokasikan untuk 392 kalurahan atau desa di DIY.
Secara terpisah, Baharuddin Kamba, aktivis Jogja Corruption Watch, menyatakan, alokasi danais untuk penanganan Covid-19 di bidang kesehatan dan sosial ekonomi segera saja direalisasikan.
“Sepanjang regulasinya tidak dilanggar, maka sah-sah saja danais digunakan untuk penanganan Covid-19. Pertanyaannya kenapa tidak dari dulu -dulu?” ujar dia.
Ia berharap, danais untuk desa-desa tak dijadikan kepentingan tertentu mengingat beberapa desa menggelar pemilihan lurah. Menurutnya, Rp50 juta danais untuk desa itu harus diawasi oleh masyarakat.
“Hal ini penting agar dana tersebut tidak diselewengkan. Selain itu, jangan sampai tumpang tindih dengan bantuan yang sudah ada. Penggunaan dan pertangungjawabannya harus jelas,” tuturnya.
Alokasi danais sangat penting untuk turut mengatasi pagebluk di DIY yang kian memburuk. Hingga Minggu (1/8) kemarin, data Pemda DIY menunjukkan kasus Covid-19 di DIY bertambah 1.303 kasus, sehingga total ada 119.136 kasus.
Total penderita yang sembuh 78.658 orang, sedangkan kematian 3.459 kasus. Kasus aktif mencapai 37.019 orang. Dari jumlah kasus aktif itu, 1.490 orang yang dirawat di RS atau hanya 4 persen.
Dari hitungan Gatra.com sesuai data harian Pemda DIY, sepanjang Juli 2021 terdapat 57.374 tambahan kasus Covid-19—nyaris 4 kali lipat bulan sebelumnya.
Penambahan selama Juli itu setara 48,7 persen dari total kasus di DIY selama pandemi seiring peningkatan tes, termasuk penggunaan tes antigen melengkapi PCR untuk pelacakan. Jumlah itu juga setara 1.850 kasus per hari.
Tambahan kasus pada Juli itu berlipat-lipat dari angka periode sebelumnya. Pada Juni ditemukan 15.713 atau 523 kasus per hari, sedangkan Mei 5.230 atau 168 kasus per hari.
Adapun pada April 6.044 atau 201 kasus per hari, sedangkan Maret 5.649 atau 182 kasus per hari. Sementara Februari 5.998 atau 214 kasus per hari, serta Januari 9.670 atau 312 kasus per hari.
Untuk kematian, sepanjang 2021 ini jumlahnya terus meningkat. Pada Januari 248, sempat turun di Februari 170 dan Maret 131 kasus, lalu terus naik pada April 147, Mei 227, dan Juni 376 kematian.
Sepanjang Juli, sesuai hitungan dari data harian Pemda DIY, ada 1.842 kematian—naik hampir 5 kali lipat dari kematian bulan sebelumnya. Tambahan kematian selama sebulan itu bahkan setara 54 persen total kematian karena Covid-19 sepanjang pandemi di DIY. Jika dirata-rata, pada Juli lalu ada 59,4 atau nyaris 60 kematian per hari.