Siak, Gatra.com - Jamaah tabligh yang datang awal tahun 2020 lalu membawa berkah bagi warga Dusun Segintil, Kampung Teluk Rimba, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. Seorang ustaz yang ikut dalam rombongan jemaah itu memberikan tips mendapatkan duit dari budidaya lebah. Awalnya warga Dusun Segintil tidak begitu serus menanggapi saran tersebut. Namun, lama kelamaan warga mulai tertarik menjalankannya.
Keseriusan mencari cuan dari lebah itu mulai memuncak. Apalagi di tengah kondisi Pandemi Covid-19, ekonomi warga mulai seret. Juli 2020 lalu menjadi titik awal munculnya keseriusan itu setelah warga membikin kelompok tani bernama Duo Rimbo Madu.
Warga pun beramai-ramai ingin bergabung dengan kelompok tani ini. Hingga akhirnya, anggota kelompok tani mencapai 22 orang. "Awalnya kita agak sedikit ragu. Sebab tidak ada warga yang ahli berbudidaya lebah madu di sini. Maka itu kita jumpai ustad Fredi, yang berikan saran berbudidaya madu waktu itu," kata Ketua Kelompok Duo Rimbo Madu, Amri (41) saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Sabtu (31/7) kemarin.
Setelah jumpa, sang ustad memperkenalkan orang yang bisa menjadi helper atau pelatih bagi warga agar sukses berbudidaya lebah tersebut. "Helper ini didatangkan dari Jawa Timur. Tugasnya mengajari dua anggota kita yang nantinya juga akan menjadi Helper di tempat kita. Kita gaji waktu itu Rp6 juta per bulan. Selama dua bulan dia mengajari anggota di sini. Kini, kita sudah punya dua helper," kata Amri.
Tidak hanya mengajarkan cara berbudidaya lebah, helper tadi juga menjadi agen boks atau kotak tempat penangkaran lebah. Awalnya, kelompok tani membeli 162 kotak. Kini, di tempat penangkaran sudah ada 700 kotak. "Waktu itu, kita beli kotak bersama lebah nya sekalian. Agak aneh sih. Tapi itu kenyataannya," kata dia sambil tertawa.
Setelah kotak berserta isi tiba, anggota kelompok tani langsung menaruhnya di tempat penangkaran di pinggir perkebunan sawit yang berdekatan dengan kebun akasia PT Arara Abadi. "Tempat penangkarannya memang harus dekat pohon akasia. Sebab, bunga akasia makanannya. Kini kita sudah punya tiga lokasi penangkaran dengan total 700 kotak tempat bersarangnya lebah tersebut. Rata-rata, per kotak bisa menghasilkan 5 Kg madu," kata dia.
Dari tiga lokasi itu, dalam 15 hari sekali, bisa menghasilkan 2-3 ton madu. Sementara harga jualnya bervariasi, jika banyak ngambil, Rp70 ribu perkilonya. "Kalau dikit ngambil, Rp100 ribu per kg. Jadi tergantung banyak dan dikitnya orang beli. Belum ada pasarnya madu ini. Yang beli hanya orang per orang saja. Maka itu harganya juga variasi. Jika ditotalkan, dapat puluhan juta juga dalam 15 hari sekali," kata dia.
Tidak hanya soal pemasaran, lebel madu dari Dusun Segintil ini juga belum ada. Madu ini di jual tanpa kemasan hanya mengunakan jerigen. "Belum. Kita jual per jerigen. Satu jerigen ada yang isinya 10 Kg, 5 Kg dan 20 Kg. Kalau yang beli 1 sampai 2 Kg, pakai botol minuman. Tergantung lah, kadang pembeli bawa tempat sendiri," kata dia.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Kimia Tirta Utama (KTU) memberikan bantuan 1.000 botol untuk kelompok tani Duo Rimbo Madu pada Sabtu, 31/7. Botol itu diserahkan langsung oleh Administratur PT KTU, Hubbal K. Sembiring kepada Ketua Kelompok Tani Duo Rimbo Madu, Amri. Penyerahan bantuan itu juga disaksikan oleh Bupati Siak Alfedri dan Wakil Ketua DPRD Siak, Fairus. "Kita juga akan menjadi mitra kelompok tani ini. Setiap bulannya, kita akan pesan sekitar 50 Kg madu," kata Hubbal.
Hubbal mengatakan, madu ini nantinya akan diberikan kepada seluruh karyawan perusahaan yang bekerja di Pabrik Kelapa Sawit (PKS). "Boleh saya katakan, madu ini sebagai puding bagi karyawan kita yang bekerja di PKS. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, madu sangat berguna untuk kesehatan kita," kata dia.
Bupati Siak Alfedri pun menyambut baik langkah yang dilakukan oleh perusahaan group Astra Agro Lestari tersebut. Dia juga berharap, semua perusahaan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Koto Gasib mengikutinya. "Kalau semua perusahaan yang beroperasi di Koto Gasib beli madu di sini, saya rasa, tak perlu lagi kita pasarkan sampai ke luar daerah. Walau begitu, saya akan berkoordinasi dengan pihak Disperindag Siak, terkait pemasaran madu dari Segintil ini," kata Alfedri.