Karanganyar, Gatra.com- Aplikasi Silacak dari Kemenkes mulai diterapkan di Karanganyar. Pencatatan secara digital data kontak erat pasien Covid-19 ini memudahkan pelacakan yang dilakukan bidan desa, babinsa dan babinkamtibmas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Karanganyar, Warsito mengatakan aplikasi tersebut sedang dikenalkan ke para tracer. Yakni bidan desa, aparat babinkamtibmas dan babinsa. Mereka dikoordinasi puskesmas.
"Dari 21 puskesmas di Karanganyar, baru 15 diantaranya yang sudah pegang akun Silacak. Lainnya menunggu dari pusat. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi," katanya kepada Gatra.com, Minggu (1/8).
Aplikasi ini memudahkan pelacakan yang dulunya tercatat secara manual. Karena daerah penyebaran Covid-19 sangat luas, maka pelacakan menggunakan pendekatan 15 orang kontak erat pertama. Begitu 15 kontak terdekat pertama diidentifikasi, hasilnya akan dilaporkan melalui sistem aplikasi SiLacak atau lewat laman Silacak.kemkes.go.id. Server SiLacak langsung terhubung ke pusat. Sehingga, data tracing dapat langsung dimonitor oleh Kemenkes RI. "Pelacakan menggunakan cara manual atau pelacakan melalui Babinsa dan Babinkamtibmas ada batasnya," katanya.
Nantinya, petugas tracing memegang akun Silacak. Mereka dari Babinsa, Babhinkamtibmas. Tracing tidak hanya menemukan kontak erat tapi jua memantau isolasi mandiri kontak erat,
Ditambahkan Warsito, dengan tingginya tracing, secara otomatis akan menaikkan rantai testing terhadap kontak erat. Sehingga tak heran kasus positif Covid-19 akan tinggi. ‘’Tapi itu lebih baik. Kalau kita lebih cepat menemukan kontak erat, penanganannya juga lebih cepat. Penularannya cepat dan masif. Hanya butuh waktu 3 hari saja dalam komunitas bisa tertular," katanya.