New Delhi, Gatra.com - India telah melaporkan 44.230 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir, atau  yang tertinggi dalam tiga minggu ini. Catatan itu merupakan bukti terbaru dari tren peningkatan kasus yang mengkhawatirkan, yang telah memaksa satu negara bagian untuk mengunci diri di tengah kekhawatiran gelombang infeksi lain.

India dihantam varian virus Delta pada bulan April dan Mei 2021 lalu, tetapi tingkat penyebaran infeksinya sempat mereda. Namun kali ini kembali meningkat, dengan angka yang lebih tinggi dalam tujuh dari delapan hari terakhir, sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Jumat, (30/7).

Menurut data Kementerian Kesehatan India pada hari Jumat, 30 Juli 2021, penghitungan infeksi nasional telah mencapai 31,57 juta kasus. Serta kematian meningkat 555 kasus dalam semalam, yang menjadikan jumlah korban meninggal akibat virus corona per 30 Juli 2021 adalah 423.217 kasus.

Pakar medis mengatakan kepada kantor berita Reuters pada akhir Juni 2021 lalu, bahwa gelombang ketiga infeksi virus menular tersebut kemungkinan akan melanda India pada Oktober 2021 mendatang. Di mana, meskipun itu dapat dikendalikan dibandingkan wabah pada bulan April-Mei lalu.

Pakar medis juga telah menyerukan vaksinasi yang lebih cepat untuk mencegah lonjakan besar lainnya. Adapun pemerintah memperkirakan 67,6 persen dari 1,35 miliar penduduk sudah memiliki antibodi terhadap virus corona, dengan hampir 38 persen dari populasi orang dewasa yakni sekitar 944 juta telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.

Sementara itu, negara bagian India, Kerala, telah mengumumkan penguncian baru pada hari Kamis, (29/7). Di samping itu, pembatasan pergerakan sudah diberlakukan di beberapa negara bagian timur laut yang melaporkan peningkatan tingkat infeksi virus menular tersebut.

Adapun tempat-tempat lain, termasuk Ibu Kota India, New Delhi, baru-baru ini membuka kembali sebagian besar kegiatan ekonominya.