Home Ekonomi Dukung Transisi Energi, PLN Tambah 360 MW dari Panas Bumi

Dukung Transisi Energi, PLN Tambah 360 MW dari Panas Bumi

Jakarta, Gatra.com – PT PLN (Persero) sedang menyiapkan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas sebesar 360 megawatt (MW). Selain itu, Geodipa Energy dan Pertamina Geothermal Energy (PGE) turut bersinergi menambah PLTP sejumlah 230 MW.

Tambahan kapasitas 590 MW tersebut diproyeksikan bisa menghasilkan listrik sebesar 4.651 gigawatt hour (GWh). Hingga kini, PLN telah mengoperasikan PLTP berkapasitas total 572 MW dan menghasilkan listrik sebanyak 4.128 GWh.

Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi, menyebut bahwa penambahan tadi menunjukkan komitmen PLN yang terus mendukung transisi energi di Indonesia. Dengan mengembangkan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), perseroan ingin menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor ketenagalistrikan.

“Pengembangan PLTP memiliki beberapa keunggulan, di antaranya renewable atau sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui. Kemudian, bersifat sustainable yang berarti dapat menghasilkan energi berkelanjutan, sehingga tersedia untuk jangka waktu panjang,” jelas Agung dalam keterangannya, Rabu (28/7).

Keunggulan lainnya, yaitu reliable alias tidak bergantung pada kondisi cuaca. Energi panas bumi juga bersifat direct use atau dapat dipakai langsung ke pengguna akhir.

Selain itu, tidak memerlukan lahan atau ruang yang luas, hanya sekitar 0,75 ha/MW. Pengembangan ini menciptakan energi yang ramah lingkungan, tanpa polusi, dan tentu saja membuka lapangan kerja.

Meski demikian, potensi energi dari panas bumi belum tergarap maksimal. Hingga 2019, pemanfaatan SDA ini baru sebesar 2.133 MW. Jumlah tersebut hanya 7,5% dari total sumber daya panas bumi yang dimiliki Indonesia yakni sebesar 28,5 GW.

“Melihat potensi yang ada, PLN berkepentingan untuk meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi melalui pembangunan PLTP. Pasalnya, panas bumi merupakan salah satu energi bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. Emisi yang dihasilkan juga jauh di bawah batu bara dan gas alam,” ujarnya.

Agung mengungkapkan, terdapat tiga proyek PLTP yang bakal beroperasi dalam waktu dekat. Pertama, PLTP Dieng Binary yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2023. PLTP hasil kerja sama antara PLN Gas & Geothermal dan GDE ini diperkirakan dapat dimaksimalkan hingga 10 MW.

Kedua, PLTP Binary Lahendong dengan kapasitas 5 MW yang akan beroperasi pada 2023. Proyek pembangkit hasil kerja sama PLN Gas & Geothermal dan PGE ini memiliki potensial hingga 30 MW.

Ketiga, PLTP Ulubelu Binary dengan kapasitas 10 MW yang bakal beroperasi komersial pada 2024. PLTP ini merupakan kerja sama PLN Gas & Geothermal dan PGE. Diperkirakan PLTP ini memiliki potensial yang dapat dimaksimalkan hingga kira-kira 100 MW.

Tak hanya itu, PLN juga merencanakan beberapa proyek PLTP lainnya, antara lain Kepahiang sebesar 2×55 MW di 2027, Tangkuban Perahu sebesar 2×20 MW (2026-2027), dan Ungaran sebesar 55 MW (2027).

Kemudian, Oka Ille Ange sebesar 2x5 MW (2028), Atadei sebesar 2x5 MW (2027), Tulehu sebesar 2x10 MW (2025-2026), serta Songa Wayaua 2×5 MW (2025-2027).

77