Home Kesehatan RSI Banjarnegara Luncurkan Masker Candradimuka untuk Bantu Pasien Sesak Napas Covid-19

RSI Banjarnegara Luncurkan Masker Candradimuka untuk Bantu Pasien Sesak Napas Covid-19

Banjarnegara, Gatra.com – Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara pada Rabu (28/7), meluncurkan masker Candradimuka, sebuah alat yang mampu membantu pemulihan pasien yang mengalami sesak napas akibat Covid-19.

Direktur RSI Banjarnegara, dr Agus Ujianto Msi Med SpB, mengatakan, masker ini berbahan dasar masker 3M yang biasa dipakai tukang cat atau laboratorium. Namun oleh Tim Litbang RSI Banjarnegara masker sederhana itu dimodifikasi menggunakan sentuhan teknologi nebulizer dan untuk terapi inhalasi atau pernafasan.

Untuk diketahui, nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap untuk dihirup ke dalam paru-paru. Fungsi nebulizer adalah untuk melegakan saluran napas yang menyempit.

Agus menjelaskan, alat temuannya itu memiliki prinsip mengubah cairan seperti minyak ecaliptus (minyak kayu putih) atau lainnya menjadi uap yang bisa diisap melalui hidung dan jalur pernapasan sebagai terapi yang bersifat melegakan.

Dalam alat tersebut ada rangkaian elektronik, yang menggunakan daya batrai dan bisa di-charge berulang. Rangkaian elektronik tersebut menghasilkan gelombang ultrasonik, yang mampu memecah partikel uap menjadi ukuran sekitar 5 mikro. Sehingga yang diisap sesuai dengan kebutuhan tubuh, berimbas melegakan pernapasan, sesuai prinsip nebulizer.

"Jadi alat ini bukan obat Covid, namun sebagai salah satu alat terapi inhalasi menggunakan metode nebulizer. Tetapi alat ini tidak membakar cairan yang menjadi uap, atau dipanaskan, seperti halnya vape, namun ada gelombang ultrasonik yang memecah partikel itu menjadi uap," ujar Agus.

Dia juga mengungkapkan, minyak yang digunakan bisa minyak kayu putih, atau minyak lainnya. Untuk proses pembuatannya, ia mengaku menghabiskan dana sekitar Rp10 juta, menghasilkan empat alat serupa. Jika masuk produksi massal, ia yakin akan bisa jauh lebih murah.

Agus berharap ke depan masih dilakukan riset untuk penyempurnaan alat tersebut. Misalnya ditambah dengan selang oksigen yang mampu mendorong masuk uap tersebut, serta ada selang untuk buangannya.

Sementara itu, dokter spesialis anastesi RSI Banjarnegara, dr Anantya Hari Wibowo SpAn, mengatakan, prinsipnya adalah masker dan nebulizer menggunakan gelombang ultrasonik, yang menghasilkan aerosol. Prinsipnya sama seperti alat nebulizer pada umumnya.

Namun ada modifikasi menggunakan gelombang ultrasonik yang mampu menghasilkan molekul yang kecil dan mampu diserap langsung inhalasi masuk jalan napas lebih nyaman.

"Ke depan pengembangannya bagi pasien TBC, PPOK, dan lainnya diharapkan terbantu menggunakan alat terapi ini. Selain itu juga bisa dikembangkan, bisa menggunakan obat-obatan, mampu melonggarkan jalan napas, dan juga bisa digunakan untuk membantu pengenceran dahak, pasien bisa lega dan dahak bisa keluar. Tim akan berusaha mengembangkan juga menggunakan bahan-bahan tradisional," kata Anantya.

Untuk diketahui, alat ini sudah beberapa kali melalui rangkaian uji coba kepada beberapa orang. Di antaranya adalah penyintas Covid-19. Hasilnya, ada manfaat langsung yang bisa dirasakan pasien.

Adalah Agus Setyawan, warga Banyumas, Jawa Tengah, salah seorang yang diterapi menggunakan inhalasi nebulizer ultrasonik masker Candradimuka ini.

"Setelah hari keenam saya menggunakan alat ini, alat ini simpel sekali bisa dibawa ke mana-mana. Dan juga segar setelah menggunakannya. Selain itu, napas menjadi lega dan dahak banyak yang keluar," kata Agus.

1236