Pekanbaru, Gatra.com - Pandemi COVID-19 yang makin merisaukan dengan varian Delta, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bakal menambah Dana Tak Terduga (DTT) sebesar Rp50 miliar.
Menurut Kepala Badan Pengelolah Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Indra SE, penambahan tersebut juga berkaitan dengan potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). "Ada rencana menambah DTT sebesar Rp50 miliar. Penambahan ini diupayakan pada anggaran perubahan 2021," kata Indra di Pekanbaru, Rabu (28/7).
Adapun Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mendeteksi sebanyak 60 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau. Kemunculan puluhan titik panas tersebut seiring musim kemarau yang mulai melanda Riau. Situasi tersebut menimbulkan potensi karhutla, terlebih di daerah dengan lahan gambut.
Sementara itu sejak Maret 2020 hingga Rabu (28/7) jumlah kasus suspek COVID-19 di Riau mencapai 100.582 kasus dengan kasus meninggal 367 kasus. Sedangkan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 mencapai 90.582 kasus, 2.453 diantaranya meninggal dunia.
Diketahui DTT Riau saat ini tersisa Rp15 miliar dari total lebih kurang Rp60 miliar alokasi DTT pada tahun anggaran 2021. Dana tersebut menjadi tumpuan dalam merespon ancaman bencana di Bumi Lancang Kuning. Sebelum merebaknya pandemi COVID-19 DTT menjadi pilihan untuk merespon karhutla dan banjir.
"DTT dengan dana segitu (Rp15 miliar), kita khawatir dengan apa yang terjadi kedepan. Apalagi kedepannya kita tak tahu COVID-19 ini seperti apa, jadi perlu persediaan DTT untuk antisipasi," urai Indra.
Adapun Pemprov Riau telah merasionalisasi anggaran perjalanan dinas sebesar Rp71 miliar untuk keperluan COVID-19. Saat ini total anggaran penanganan Covid-19 di Riau mencapai Rp210 miliar lebih. Tambahan anggaran juta diperoleh dari refocusing dan realokasi Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 8 persen dari total DAU Rp1,4 triliun.