Home Kesehatan Per 27 Juli, Ada 598 Dokter Meninggal Akibat Terinfeksi Covid-19

Per 27 Juli, Ada 598 Dokter Meninggal Akibat Terinfeksi Covid-19

Jakarta, Gatra.com – Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melaporkan, terdapat 598 dokter meninggal akibat terinfeksi virus Covid-19 per 27 Juli 2021. Jumlah ini naik sebanyak 167 orang dibandingkan data bulan sebelumnya.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi PB IDI, dr. Mahesa Paranadipa Maikel menjabarkan kematian dokter terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Timur yakni 127 orang, disusul DKI Jakarta 92 orang, Jawa Tengah 89 orang, Jawa Barat 83 orang, dan Sumatera Utara 41 orang.

"Kami di kalangan dokter merasa tersayat hati kami melihat demikian banyak guru-guru kami terus gugur selama pertarungan melawan pandemi ini. Melihat saudara-saudara dan adik-adik kami yang sedang menempuh residen," katanya dalam konferensi pers daring, Rabu (28/7).

Dari jumlah yang terdata, 319 orang di antaranya merupakan dokter umum, 270 dokter spesialis, dan 9 dokter lainnya sedang menempuh pendidikan spesialis. Kemudian, 84 persen di antaranya berjenis kelamin pria, dan 16 persen lainnya ialah perempuan.

Dia pun berharap kasus kematian karena Covid-19 ke depan makin melandai. Sebab, kondisi rumah sakit tempat dia bekerja menunjukkan penurunan jumlah pasien yang dirawat di instalasi gawat darurat (IGD).

“Tidak antri panjang seperti beberapa hari yang lalu. Kami berharap ini akan terus menurun angka-angkanya, sehingga tidak begitu banyak yg harus dirawat agar pasokan oksigen dan obat-obatan bisa mencukupi saudara-saudara kita yang sedang dirawat,” katanya.

Penurunan kasus aktif Covid-19 jugs diharapkan dapat mengurangi beban bagi tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. Dia menambahkan, upaya vaksinasi dosis ketiga telah diberikan kepada 3.800 nakes di 14 rumah sakit vertikal di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Sampai hari ini, kita masih terus bertarung melawan disinformasi dan hoax kesehatan yang beredar di tengah masyarakat. Bahkan, yang patut kita sesali adalah misleading informasi bersumber dari oknum-oknum di lingkungan tenaga kesehatan,” tuturnya.


 

87