Siak, Gatra.com- Musim panen padi di Kampung Kemuning Muda, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau, tidak hanya memberikan berkah bagi petani. Panen padi ini juga memberikan rezeki bagi jasa angkut hasil pertanian.
Salah satunya yaitu Hendra, bagi pemuda 24 tahun ini musim panen padi di daerahnya memberikan penghasilan tambahan. Apalagi di tengah pandemi saat ini, sulitnya mencari pekerjaan membuat Hendra dan sejumlah temannya putar otak untuk mencari duit.
Menjadi manol, salah satu cara yang dilakukan Hendra dan teman-temannya untuk mencari duit. Manol adalah menjual jasa angkut hasil padi. Pekerjaan ini musiman yang dilakukan setiap panen padi tiba.
"Saya dan teman-teman selalu manfaatkan musim panen padi di sini untuk menjadi Manol. Ini jadi duit masuk bagi kita di tengah sulitnya mencari pekerjaan saat ini," kata pemuda yang tinggal di Dusun III Suka Tani Kampung Kemuning Muda ini saat bincang-bincang dengan Gatra.com, Selasa (27/7).
Dia mengaku upah angkut padi tersebut cukup lumayan, per ton Rp180 ribu. Harga itu bisa naik tergantung jarak tempuhnya. "Kalau 1 hektare hasil gabahnya 5 ton, dapat duit Rp900 ribu. Kan lumayan. Kerjanya mudah, hasilnya besar," kata dia.
Hendra mengatakan, jika dikalkulasikan, sehari dia bisa mengangkut hasil panen menggunakan sepeda motornya 3 sampai 4 ton. Jika rutin, seminggu Hendra bisa mengantongi duit sekitar Rp5 jutaan. "Kalau ulet, sehari bisa segitu dapat. Apalagi main tim. Kalau saya biasanya main tim dengan jumlah 8 orang. Sebab, jika main tim, 5 ton bisa kita antar ke rumah pemilik gabah dalam waktu 2 jam. Jika 10 jam saja lah kita kerja, bisa terangkut 25 ton. Kan lumayan duitnya," kata dia.
Limpahan rezeki di musim panen ini juga dirasakan Wanto (30). Ayah dua anak ini juga tidak pernah ketinggalan untuk mendapatkan penghasilan tambahan menjadi Manol. "Banyak yang mengambil job ini kalau musim panen tiba. Bahkan, saya juga ikut menjadi Manol di sela bertani padi," kata dia.
Meski upah yang ditawarkan cukup menggiurkan, namun menurut Wanto pekerjaan yang banyak diambil warga daerahnya setiap musim panen padi ini sangat beresiko.
Tak jarang pula, para pe-Manol harus mengalami cidera lantaran terjatuh dan tertimpa karung padi yang beratnya mencapainya 100 kilogram. "Ya upahnya memang lumayan. Tapi resikonya juga tinggi. Sebab beban yang kita angkut bisa mencapai 100 kilogram," ujarnya.