Purworejo, Gatra.com - Permasalahan yang terjadi di Selter Kuliner Wirotaman, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah belum juga usai. Kesalahpahaman bermula dari protesnya pedagang selter terhadap pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di tempat parkir pujasera itu.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) hari ini, Selasa (27/7) memanggil perwakilan pedagang untuk menyamakan persepsi.
"Upaya yang sudah kami lakukan agar pedagang di luar selter bisa terakomodir adalah dengan memberikan surat teguran lalu peringatan 1-3 kepada pedagang dalam selter yang tidak menempati lapaknya. Dari 70 PKL, saat ini tinggal 35 yang tidak ada jawaban. Sehingga lapak mereka kami berikan kepada pedagang yang menempati parkiran," kata Kepala Dinas KUKMP, Bambang Susilo.
Bambang melanjutkan, jika nanti sudah ditentukan kapan PKL lahan parkir masuk selter, maka pihak dinas akan mengubah model dan spacenya. "Nanti akan kami buatkan lorong-lorong yang menghubungkan dengan empat pintu yang ada. Dari kapasitas lapak yang kosong sebanyak 35, enam lapak akan dipergunakan sebagai lorong. Masih cukup karena PKL parkiran hanya berjumlah 29 orang," lanjut Bambang.
Akan tetapi hingga pertemuan berakhir, Kadinas belum bisa memberikan kepastian kapan PKL parkiran harus masuk ke selter. Ia hanya menyebutkan, setelah masa PPKM Level 4 tanggal 2 Agustus mendatang, pihaknya akan memanggil kembali pedagang untuk membahas teknis dan waktu pemindahan.
Ketidakpastian itu membuat pertemuan berjalan alot. Karena perwakilan pedagang dalam selter, menginginkan secepatnya PKL parkiran masuk ke selter. Mereka beralasan semenjak parkiran dijadikan lahan jualan, pembeli dagangan mereka sepi.
"Keinginan kami selaku pedagang yang berjualan di dalam selter, rembugan ini ya dituntaskan sekalian. Kapan mereka diberi waktu untuk masuk selter. Dulu waktu kami disuruh pindah dari seputaran Alun-alun Kutoarjo ke Selter Wirotaman saja hanya diberi waktu 7 hari. Ini hampir 4 bulan kok tidak selesai-selesai," kata Slamet Adam, pedagang bakso di dalam selter.
Apalagi, lanjut Slamet, sejak PPKM Darurat diberlakukan, praktis mereka tidak bisa memperoleh penghasilan. "Kami ini buka warung jam 4 sore, sudah tutup jam 8 malam. Makanya saya memilih tak jualan daripada rugi terus," kata Slamet.
Dengan tegas Slamet yang merupakan perwakilan pedagang itu meminta agar ditentukan tanggal deadline pedagang parkiran selter masuk ke dalam. Jika tidak, maka ia dan rekan-rekannya akan mengadukan permasalahan ini kepada Bupati Agus Bastian.
Sementara itu, Ridwan, salah satu perwakilan PKL yang berjualan di parkiran selter mengaku tidak menolak masuk selter. "Jika semua pedagang sudah masuk selter, saya mengusulkan agar Selter Wirotaman dibuat nyaman sehingga menarik pembeli untuk datang," kata Ridwan.