Purwokerto, Gatra.com - Sebuah video aksi konvoi bus wisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, beredar di media sosial sejak Senin (26/7) malam. Dalam video itu, beberapa bus nampak memasang bendera putih.
Seorang kru tampak berbicara seolah sedang memandu para wisatawan, meski kursi di hadapannya dalam keadaan kosong melompong. Bus itu berkeliling kota sembari beberapa kali membunyikan klakson.
Saat dikonfirmasi, salah satu pelaku wisata yang terlibat dalam video berdurasi 4 menit 56 detik tersebut, Tri Agus Triyono mengatakan, konvoi dan aksi mengibarkan bendera putih tersebut merupakan bentuk keprihatinan dan berkabungnya dunia pariwisata. Sebab, hingga saat ini, pemerintah belum memperhatikan nasib para pelaku wisata.
"PO pariwisata keluar turun ke jalan bukan untuk demo atau unjuk rasa. Kami hanya meminta untuk pemerintah membuka kembali sektor pariwisata. Berikan kami solusi," kata Ketua Harian Asosiasi Penyelenggara Atraksi dan Aktivitas Wisata (APAAW) Banyumas ini, Selasa (27/7) petang.
Menurutnya, melalui rekaman video itu, pelaku wisata menyampaikan pesan agar pemerintah memberikan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan dapat beraktivitas kembali setelah hampir dua tahun tidak bekerja.
Para pelaku wisata yang mengikuti aksi ini di antaranya Perhimpunan Biro Perjalanan Wisata se Eks Karesidenan Banyumas (Pebemas), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Banyumas, paguyuban pengusaha bus pariwisata serta beberapa pekerja lepas di sektor pariwisata.
Mereka berkonvoi dengan beberapa bus pariwisata melalui rute Sokaraja-Kaliori-Sokawera-Patikraja lalu kembali ke garasi masing-masing.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) HPI Kabupaten Banyumas, Heri Nursinto meminta pemerintah memprioritaskan vaksinasi Covid-19 bagi para pelaku wisata. Selain untuk mendukung kekebalan kelompok, vaksin menjadi antisipasi penularan virus Covid-19 karena mereka sering berinteraksi dengan pengunjung dari berbagai daerah.
"Kami siap untuk vaksin, beri kami jatah," tegas Heri dalam video tersebut.
Sementara pemilik PO B Coach, Yohanes Julianto meminta pemerintah untuk melonggarkan kebijakan PPKM. Sebab, para pengusaha di sektor wisata sudah tidak sanggup membayar gaji karyawan dan melunasi cicilan.
"Kami minta sedikit melonggarkan kebijakan (PPKM) agar kami bisa bergerak. Sudah ada beberapa rekan kami yang unitnya ditarik leasing," jelasnya.
Ketua Pebemas, M Kardiyo, berharap pemerintah setempat mendengarkan keluhan para pelaku wisata. Sebab, selama ini sektor wisata menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah yang cukup besar.
"Kami dari Pebemas ingin mengajak teman-teman pelaku pariwisata Banyumas, ayo bersatu demi mencari makan. Selama dua tahun, kami tidak ada pendapatan," ujarnya.
Kardiyo juga mengaku siap menerapkan peraturan pemerintah terutama memperketat protokol kesehatan. "Kami ingin hidup, kami ingin makan, insya Allah kami akan menggunakan aturan yang berlaku terutama protokol kesehatan," ucapnya.