Abruzzo, Italia, Gatra.com- Covid melahirkan varian baru yaitu varian Epsilon yang muncul di California, Amerika bulan ini. Profesor Liborio Stuppia, Direktur Genetika Molekuler di Universitas Chieti, Italia mengatakan: 'Saya tidak khawatir tentang varian langka, tetapi (khawatir) varian yang segera membuat wabah.' Demikian emergency-live.com.

Stuppia mengatakan bahwa pada Desember dia sangat khawatir dengan varian Inggris. "Dan saya pikir fakta telah membuktikan saya benar,” katanya.

Menurut Stuppia, varian Epsilon belum tersebar luas, tetapi varian Delta sangat tangguh. Demikian pendapat Stuppia tentang varian Epsilon, yang pertama kali ditemukan di California.Di Abruzzo, variannya Epsilon tidak ada, dan hanya dua kasus varian Epsilon di Italia.

Oleh karena itu, hingga saat ini, laboratorium Chieti belum mengurutkan varian yang dikenal 'sakti' memiliki resistensi yang lebih besar terhadap antibodi dan juga dapat memengaruhi mereka yang divaksinasi atau telah tertular virus.

Mutasi membantu menjelaskan mengapa antibodi mengalami kesulitan menghadapi varian Epsilon. Salah satu dari tiga mutasi pada varian Epsilon melumpuhkan 14 dari 34 antibodi penetral yang spesifik untuk domain tersebut, termasuk antibodi stadium klinis. Demikian sciencedaily.com.

Memang varian Epsilon tidak terlalu meluas saat ini, tidak seperti varian Delta, yang tampaknya ditakdirkan untuk menggantikan apa yang disebut varian Inggris dalam waktu singkat. “Kita harus membedakan dari sudut pandang infektivitas Delta,” jelas Stuppia.

“(Epsilon) telah menunjukkan jumlah infeksi yang rendah, pada saat jumlah kasus (Covid) meningkat, tetapi belum ada dampak klinisnya,” katanya. Dia merujuk pada fakta bahwa, sampai saat ini Epsilon tidak menyebabkan tingginya angka rawat inap.

Virus akan terus bermutasi,” tambahnya, “karena sifatnya,” dan fakta bahwa tidak ada lonjakan penerimaan rumah sakit saat ini bisa menjadi tanda positif bahwa virus mulai “hidup damai dengan kita".