Banyumas, Gatra.com– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo menggelar ‘Gerakan Tenong Berbagi’ dalam momentum Hari Jadi ke-196 kabupaten yang berada di dataran tinggi Jawa Tengah ini. Tahun ini tenong bukan berisi makanan, melainkan alat dan bahan untuk membantu protokol kesehatan (prokes).
Gerakan tenong berbagi adalah kegiatan sosial yang melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD), BUMN/BUMD dan pihak lainnya. Mereka diminta untuk menyediakan tenong untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan sesuai Surat Edaran Sekda Nomor 003.3/1133/2021 tanggal 19 Juli 2021, setiap Perangkat Daerah, maupun BUMN/BUMD diminta untuk menyiapkan tenong sebanyak dua buah dan diserahkan kepada beberapa lembaga, seperti paguyuban dokar, paguyuban angkot, paguyuban ojek, paguyuban kuli gendong pasar, pondok pesantren maupun panti asuhan. “Untuk selanjutnya akan dibagikan kepada pedagang, PKL, dan elemen masyarakat lainnya,” ucap dia, dalam keterangannya, dikutip Minggu malam (25/7).
Dia menjelaskan, isi tenong berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya diisi dengan jajanan atau makanan khas Wonosobo, untuk tahun ini berisi alat/bahan kesehatan seperti tissue basah, tissue kering, masker, handsanitizer, sabun cuci tangan, suplemen makanan seperti multivitamin dan susu, maupun cairan disinfektan.
Alat dan bahan untuk kesehatan itu diutamakan dalam kemasan eceran agar lebih mudah dibagikan ke masyarakat. Penyerahan dilakukan secara mandiri oleh Perangkat Daerah maupun BUMN/BUMD langsung ke lembaga atau pihak penerima.
Seperti yang dilakukan Dinas Kominfo Wonosobo, yang menyerahkan langsung tenong, berisi masker, hand sanitizer, tissue, dan multi vitamin, kepada perwakilan Kojatum. Pihak penerima menyambut gembira paket tersebut. Bantuan ini akan membantu mereka untuk menjalankan aktivitas dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. “Sisanya dikumpulkan di Setda, untuk selanjutnya dibagi oleh Satpol PP kepada lembaga atau pihak penerima untuk selanjutnya dibagi kepada masyarakat,” ucap dia.
Gerakan berbagi tenong, yang dilaksanakan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan ketat, merupakan wujud kepedulian sekaligus edukasi Pemerintah Daerah, di tengah pandemi Covid-19.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan, pertimbangan utama masih digelarnya peringatan Hari Jadi ke-196 adalah adanya faktor budaya, adat istiadat, serta branding Wonosobo, The Soul Of Java. Namun begitu, dia memastikan rangkaian peringatan hari jadi Wonosobo itu dengan tetap mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat, dan dalam pelaksanaannya tetap mematuhi ketentuan terkait protokol pencegahan COVID-19.