Sragen, Gatra.com - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mendapati rendahnya kesadaran masyarakat mengikuti vaksinasi Covid-19 di Desa/Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Guna menggugah kesadarannya, Bupati Yuni mengancam akan memblokir kepesertaan program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sosial tunai (BST).
"Camat saya suruh cek data penerima bansos. Diantara mereka yang tidak mau vaksin Covid-19, perlu ditangguhkan bantuan dari pusat ke mereka. Ada yang PKH, BST maupun bansos daerah," katanya kepada Gatra.com, Sabtu (24/7).
Yuni sangat menyayangkan apabila masyarakat masih ragu dengan vaksinasi Covid-19. Padahal vaksinasi bagi mereka bertujuan mencapai herd immunity yang menangkal penularan Covid-19.
Saat meninjau vaksinasi di Desa Jenar pada Kamis (22/7) lalu, ia merasa kecewa. Dari 250 undangan, tak lebih dari 50 saja yang memenuhinya. Akhirnya, ia memerintahkan aparat pemerintah desa dan Satpol PP menjemput sasaran vaksinasi di rumahnya. Upaya itu sia-sia karena mayoritas warga masih menolak.
Bupati menyampaikan rendahnya kesadaran untuk mau divaksin utamanya di Jenar itu memang dipengaruhi banyak faktor. Selain hoaks soal vaksin haram dan melemahkan fisik, pemahaman masyarakat terkait pentingnya vaksin juga kurang.
Pihaknya menggagas ketokohan menjadi salah satu solusi. Tokoh agama atau masyarakat yang mau divaksin, diharapkan memberi contoh warga lain. Selain itu, bupati juga sudah menyiapkan rencana sedikit ekstrem terkait penyaluran bantuan sosial atau bansos.
Yuni menegaskan nantinya tanda sudah divaksin atau surat keterangan vaksin akan menjadi prasyarat untuk warga mengambil bantuannya. "Sebentar lagi kan kita akan salurkan PKH, BST maupun BLT. Nah kita akan instruksikan ke Dinsos dan teman-teman camat agar dilihat kembali data-data calon penerimanya. Apabila ada warga penerima yang belum divaksin, bantuan tidak akan diberikan. Harus vaksin dulu baru dikasih," tegasnya.