Yogyakarta, Gatra.com - Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Endang Patmintarsih mengatakan kapasitas shelter untuk perawatan pasien positif Covid-19 di DIY terisi kurang dari separuhnya.
Data per 21 Juli kemarin, Dinsos mencatat di DIY terdapat 54 shelter yang dikelola oleh tiga pihak, yaitu Pemda DIY, pemerintah kabupaten/kota, dan perguruan tinggi atau perhotelan.
"Untuk yang dikelola langsung oleh Dinsos ada sebanyak 32 shelter dengan daya tampung 816 orang dan saat ini terisi 294 orang, sehingga kapasitas penampung tersisa untuk 522 orang," kata Endang dalam jumpa pers virtual, Jumat siang (23/7).
Padahal pada 1 Juli lalu shelter ini merawat 778 orang. Dari jumlah itu, mereka yang kemudian dinyatakan sembuh dan boleh kembali ke rumah mencapai 423 orang. Dari 32 shelter ini, Endang mengatakan baru 19 shelter yang memiliki perawat.
Sementara shelter yang dikelola pemerintah kabupaten/kota ada 12 shelter dengan daya tampung mencapai 680 orang. Saat ini terisi 243 orang.
Adapun shelter yang dikelola perguruan tinggi dan hotel berjumlah 10 shelter dengan daya tampung 869 dan baru terisi 567 orang.
"Kami meminta semua pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan untuk menempati selter yang sudah disediakan pemerintah untuk keamanan dan kenyamanan pasien. Saat ini selter yang disediakan masih banyak yang kosong," kata Endang.
Menurut Endang, saat tinggal di shelter, pasien akan lebih untuk mudah diawasi tim kesehatan. Saat ini banyak pasien positif yang memilih isolasi mandiri di rumah. Para pasien isoman ini tidak terpantau dokter atau tenaga medis. "Akibatnya banyak kasus meninggal dunia karena isoman," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah kabupaten/kota hingga RW/RT telah mendorong pasien Covid-19 menempati shelter yang sudah disediakan. Namun, kata dia, masyarakat memilih isoman.
"Tidak aman isoman di rumah apalagi rumahnya yang tidak representatif. Terlebih saat ini virus Corona dengan varian Delta sudah masuk DIY dengan kecepatan penularan sampai tujuh kali lipat," katanya.
Endang menyatakan selter adalah solusi di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 dan rumah sakit tidak mampu menampung pasien. Di shelter, pasien akan dipantau tenaga kesehatan dan koordinator selter. Mereka juga mendapat makanan bergizi tiga kali sehari sesuai anjuran ahli gizi, vitamin dan obat, serta alat pelindung diri.
Endang menyebutkan calon penghuni shelter harus lebih dahulu mengonfirmasi ketersediaan tempat melalui nomor kontak shelter tersebut. Jika masih tersedia, calon penghuni menyampaikan foto KTP dan foto hasil pemeriksaa tes antigen atau PCR lalu mempersiapkan kedatangan ke shelter.
Pasien harus menjalani masa isolasi selama 14 hari dengan mematuhi tata tertib, imbauan atau arahan petugas, dan mengikuti kegiatan sesuai jadwal. Petugas akan memeriksa kondisi kesehatan penghuni untuk memastikan masa isolasi telah selesai atau dilanjutkan.