Kendal, Gatra.com- Kondisi ekonomi warga Dusun Jengkol, Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan Kendal Jawa Tengah tergolong masih jauh dari sejahtera. Dusun yang berpenghuni 170 keluarga dengan jumlah penduduk 500-an jiwa ini belum pernah sekalipun berkurban sapi.
Menurut tokoh masyarakat Dusun Jengkol, Khoirul Umam 43 tahun, setidaknya masyarakat Jengkol baru 4 kali bisa merasakan kurban sapi. Semua itu terjadi dalam beberapa tahun lalu, melalui bantuan dari pihak-pihak tertentu.
"Kami di sini sangat bersyukur karena pada tahun ini, 500 penduduk Dusun Jengkol kembali bisa merasakan daging sapi bantuan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Lembaga Amil Zakat Nasional (DT Peduli)," kata Khoirul Umam, Kamis (22/7).
Meski dalam susana pandemi Covid-19, rasa bahagia menyelimuti warga Dusun Jengkol, usai menerima bantuan sapi kurban. Penduduk Dusun Jengkol yang masih jauh dari kata sejahtera, karena sebagian besar berpenghasilan dari bertani dan berkebun dalam setiap harinya.
Selain itu, letak geografis juga turut mempengaruhi penghasilan warga yang tinggal di dusun di pinggiran Kabupaten Kendal yang berbatasan dengan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Jarak tempuh menuju Kota Kendal atau Kota Semarang terlampau jauh untuk dijangkau warga.
Khoirul mengatakan, kondisi terpencil dengan rata-rata penghasilan masyarakat pas-pasan membuat warga hidup sederhana. Termasuk memeriahkan Hari Raya Iduladha hanya dengan berkurban 4 ekor domba saja.
"Warga sini belum pernah kurban sapi. Paling hanya domba kecil-kecil gak lebih dari 5 ekor dibagikan ke semua warga. Kalau untuk merasakan daging sapi saja, belum tentu sekali setahun. Bahkan sejak pandemi ini, sekali dalam dua tahun," terang Khoirul.
Ia juga mengungkapkan, pada pandemi 2020 lalu, warga Dusun Jengkol kembali gigit jari karena tak ada donatur hewan kurban. Mereka pun hanya bisa mengandalkan domba yang ada untuk dibagikan merata ke semua penduduk.
"Ekonomi di sini masih proses berkembang. Kita sangat senang karena ada lagi sumbangan sapi di momen kurban kali ini. Karena masyarakat sangat jarang makan daging sapi. Kita berharap program ini bisa terus menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal, termasuk bantuan untuk mengembangkan usaha warganya," tuturnya.
Sementara itu, PJ penyaluran hewan kurban BPKH DT Peduli, Jadi Supriyo mengatakan, tahun ini DT Peduli Jateng bersama BPKH hanya menyalurkan hewan kurban di dua daerah. Satu tempat di Dusun Jengkol, Desa Kedungboto, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Dan satu hewan kurban disalurkan di Kabupaten Rembang.
"Penyaluran hewan kurban ini merupakan program kemaslahatan yang menjangkau masyarakat pelosok atau pinggiran daerah, terutama dengan kondisi ekonomi yang tertinggal," ungkapnya.
Ia berharap, bantuan sapi kurban bagi warga Dusun Jengkol dengan berat 6 kwintal atau setengah ton lebih bisa sampai kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan setelah terdampak pandemi Covid-19.
Selain menyalurkan bantuan sapi kurban, BPKH dan DT Peduli juga memberikan perlengkapan protokol kesehatan dan besek sebagai tempat daging kurban. Dengan harapan, masyarakat juga teredukasi agar tetap menjaga lingkungan dan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 berlangsung. "Kami juga berterimakasih kepada semua warga yang membantu kami. Semoga ini bisa berlanjut terus untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya di pelosok desa.