Kiev, Gatra.com - Mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko berjanji untuk mengambil Krimea dari Rusia dalam waktu satu tahun. Poroshenko berbicara terkait hal tersebut kepada komunitas etnis Tatar Krimea dan seluruh kaum Muslim Ukraina pada kesempatan perayaan hari raya Iduladha (20/07).
"Saya percaya bahwa dengan upaya bersama kita pasti akan mengalahkan agresor dan mengembalikan Krimea ke rumahnya," ujar Poroshenko.
Mantan presiden Ukraina itu menuturkan bahwa hari raya Iduladha tahun depan akan dirayakan dengan status Krimea yang bergabung kembali menjadi bagian Ukraina.
"Segera di Krimea, Ukraina, penduduk asli Tatar Krimea akan dengan bebas merayakan Iduladha tahun depan di istana Bakhchisarai! Krimea adalah Ukraina!" tegas Poroshenko.
Sebagai informasi, istana Bakhchisarai merupakan peninggalan peradaban Islam dari abad ke-16. Selama lebih dari 200 tahun, Istana Bakhchisarai di Krimea menjadi pusat kegiatan politik Kekhanan Krimea. Khan, sebutan raja untuk sejumlah negara muslim di Asia Selatan, Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa Timur dan Turki.
Sementara itu, belum lama ini Parlemen Ukraina menyetujui undang-undang tentang "masyarakat adat Ukraina" yang tidak memasukan etnis Rusia di dalamnya. Pada saat yang sama, undang-undang itu memasukan masyarakat adat yang ada di wilayah Krimea yakni Tatar Krimea, Karait, dan Krymchaks.
Undang-undang ini diprakarsai oleh Presiden Uraina saat ini, Volodymyr Zelenskyy dan mendapatkan dukungan dari 325 deputi di Parlemen Ukraina.
Wilayah Krimea menjadi sumber ketegangan antara Rusia dan Ukraina selepas Vladimir Putin mengesahkan hasil Referendum Krimea untuk bergabung ke dalam Federasi Rusia pada 21 Maret 2014 silam. Ukraina sendiri tetap menganggap wilayah tersebut sebagai bagian negaranya.