Cilacap, Gatra.com – Penganut Kejawen dan pelestari adat di Desa Kalikudi, atau biasa disebut anak putu Kalikudi, di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyerahkan hewan kurban untuk dipotong di masjid atau musola lingkungan terdekat.
Ketua Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Nakam Wimbo Prawiro mengatakan penyerahan hewan kurban itu dilakukan sebagai bentuk toleransi, saling menghormati dan menghargai penganut Kejawen dan pelestari adat.
“Ada yang urun, ibaratnya ya, gabungan, itu biasanya diserahkan ke musala atau masjid. Itu kaya gitu,” katanya, Senin (20/7). Di kelompok Kejawen sendiri tidak ada tradisi Lebaran Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban. Karenanya, secara pribadi Anak Putu Kalikudi akan menyerahkan hewan kurban sebagai bagian dari bentuk semangat berbagi, menghormati dan menghargai.
“Kalau Idul Adha itu, di kearifan lokal itu tidak ada. Cuma bergabung dengan agama yang ada. Intinya saling menghargai dan menghormati. Bareng-bareng maksudnya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, biasanya anak putu secara gabungan atau perorangan akan menyerahkan hewan kurban ke masjid dan musala terdekat. Namun, hewan kurban itu bukan diatasnamakan anak putu, melainkan pribadi. “Mungkin dari lingkungan kami ada sapi atau kambing, atau apa itu, diserahkan saja,” jelasnya.
Nakam menambahkan, Kejawen mengikuti ketetapan pemerintah dan turut merayakan Idul Adha hari ini. Namun di pasemuan atau tempat ibadah Kejawen tidak ada ritual khusus Idul Adha.
Diketahui, ribuan penganut kepercayaan, Kejawen dan pelestari adat tersebar di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. selama ratusan tahun, mereka hidup rukun dengan tetangganya yang menganut agama berbeda-beda.