Pekanbaru,Gatra.com- Sapi kurban yang biasanya gampang ditemui di ruas-ruas jalan di kota Pekanbaru, kini sulit didapati. Pemandangan ini berbeda dengan lebaran haji tahun sebelumnya, dimana hewan kurban terutama jenis sapi dengan mudah dijajakan pedagang di pinggir jalan.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, drh. Rahmat Setyawan, pihaknya memang sengaja merubah pola penjualan sapi kurban pada tahun 2021. "Jadi sekarang pengurus sudah mulai langsung mencari ke kelompok usaha penggemukan sapi, jadi tidak lagi ramai seperti biasanya," terangnya kepada Gatra.com di Pekanbaru, Senin (19/7).
Perubahan metode itu juga ditujukan untuk menjaga ketertiban kota, terutama kebersihan disisi jalan. Disinggung mengenai taksiran jumlah hewan kurban pada momen lebaran tahun 2021,Rahmat memperkirakan masih di rentang jumlah 30 ribuan ekor.
Pekiraan tersebut sama dengan tahun sebelumnya. "Total ternaknya masih segitu, terdiri dari sapi, kambing dan kerbau. Yang paling banyak tetap sapi," urainya.
Terkait pemotongan hewan kurban ditengah pandemi COVID-19, Rahmat menyebut sudah mengantisipasi hal tersebut dengan membuat buku saku pelaksanaan pemotongan hewan kurban di kala pandemi. "Itu digarap langsung Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,Kementrian Pertanian. Sudah kita teruskan ke kabupaten/kota. Kabupaten/kota membuat surat edaran sesuai dengan kondisi pandemi 19," pintanya. Secara umum buku saku tersebut berpijak pada aturan protokol kesehatan sebagaimana biasanya.
Sementara itu Ketua Masjid Darul Abrar DPRD Riau, Sugeng Pranoto, mengatakan jumlah hewan kurban tahun ini meningkat tajam bila dibandingkan dengan tahun 2020. Jika pada tahun sebelumya hanya ada 8 ekor sapi yang dipotong, kini ada 15 ekor sapi yang akan dikurbankan. "Karena kita potong nya hari Rabu (21/7), jadi kemungkinan masih ada penambahan dari jumlah 15 ekor. Lumayan banyak yang kurban tahun ini, Rata-rata berat sapinya 80 kilogram," tandasnya.
Meski melakukan pemotongan hewan kurban, Masjid Darul Abrar memilih meniadakan sholat Idul Adha. Kata Sugeng hal tersebut semata-mata menuruti aturan yang ditetapkan pemerintah terkait penanggulangan Covid-19. "Pemotongan hewan pun akan merujuk buku panduan pemotongan di tengah Covid-19. Jadi tidak akan serame dulu di lokasi pemotongan."