Jakarta, Gatra.com – Pemerintah mencatat ekonomi digital di Indonesia tumbuh sejumlah 11% pada tahun 2020. Pertumbuhan tersebut didorong oleh perubahan perilaku masyarakat sejak masa pandemi Covid-19.
Banyak aktivitas yang beralih menjadi serba daring, baik bekerja, bersosialisasi, maupun berbelanja. Kondisi semacam itu turut mendorong pelaku usaha terutama UMKM beradaptasi memasarkan produk melalui lokapasar alias marketplace.
Asisten Deputi Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian, Rizal Edwin Manansang, menyebutkan bahwa 1 dari 5 pelaku usaha yang aktif berdagang di lokapasar merupakan pengguna baru. Menurutnya, potensi ekonomi digital di Indonesia perlu terus dikembangkan.
“Berdasarkan data BPS tahun 2020, sebanyak 163 juta orang dari total populasi Indonesia berada di rentang usia 15-64 tahun, yang mana penetrasi internet mencapai 71% dan penggunaan media sosial sebesar 59%,” kata Edwin saat menerima kunjungan virtual mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (16/7).
Edwin menambahkan, pemerintah sedang melakukan penyiapan dan pengembangan talenta digital. Apalagi jika merujuk laporan International Institute for Management Development tahun 2020, kesiapan SDM Indonesia dalam menghadapi transformasi digital menempati urutan ke-45, jauh tertinggal dari Singapura di peringkat pertama dan Malaysia urutan 18.
“Karena itulah, mahasiswa perlu berpartisipasi dalam era digital, yaitu milenial sebagai digital talent, pelaku usaha, sekaligus potensi pasar dalam negeri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Edwin mengatakan, Indonesia butuh talenta digital sebanyak 9 juta orang untuk 15 tahun ke depan. Bahkan, World Economic Forum (WEC) memprediksi akan ada 85 juta pekerjaan yang tergantikan pada 2025 karena otomasi. Kemudian, juga muncul pekerjaan baru dengan integrasi keterampilan manusia, mesin, dan algoritma.
“Pemerintah tengah menguatkan ekosistem start-up guna mendukung digitalpreneur, serta meningkatkan konektivitas untuk menyangga ekonomi digital. Selain itu, membuat berbagai inisiatif pengembangan, kebijakan, dan regulasi,” ungkapnya.
Pada 29 Juni, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kontribusi ekonomi digital terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional masih relatif rendah, yakni baru 4%. Pemerintah pun menargetkan angka itu naik menjadi 18% pada 2030 mendatang.