Jakarta, Gatra.com – Jurnalis kriminal Belanda, Peter R. de Vries, meninggal dunia setelah ditembak di Ibu Kota Amsterdam, Belanda, pada 6 Juli 2021 lalu. Ia meninggal diusia 64 tahun.
Dilansir Al Jazeera pada Kamis, (15/7) Peter terkenal karena dedikasinya untuk kejahatan yang belum terpecahkan dan dukungan kepada keluarga korban kejahatan. Ia juga telah menyelidiki lebih dari 500 file pembunuhan serta memainkan peran penting dalam memecahkan beberapa “kasus dingin”.
Peter menambahkan huruf R. (kepanjangan dari Rudolf, nama keduanya) pada namanya untuk membedakan dirinya. Dalam sebuah wawancara radio, ia pernah mengatakan bahwa namanya sangat biasa.
Ia memulai karirnya sebagai peserta pelatihan pada saat umur 20 tahun di De Telegraaf, surat kabar pagi harian terbesar di Belanda. Peter masih seorang jurnalis muda pada tahun 1983 silam, ketika ia mengikuti kasus penculikan Freddy Heineken, raja merek bir terkenal.
Lalu Heineken akhirnya dibebaskan dan beberapa penculik ditangkap dan dikirim ke penjara, termasuk Cor Van Hout dan penjahat top Belanda Willem Holleeder. Peter kemudian malah berteman dengan Van Hout, yang membuatnya dikritik.
Pada tahun 2003, Van Hout dibunuh. Sedangkan Holleeder dibebaskan, namun saat ini telah menjalani hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah atas lima pembunuhan dan satu tuduhan pembunuhan.
Di samping itu, Peter telah menulis dua buku tentang penyelidikan itu. Salah satunya diadaptasi menjadi Kidnapping Freddy Heineken, sebuah film tahun 2015 yang dibintangi oleh Sir Anthony Hopkins.
Itu merupakan awal dari karir yang panjang dan mengesankan sebagai jurnalis kriminal. Ia bekerja untuk beberapa surat kabar dan majalah, sebelum mendapatkan program televisinya sendiri, dinamai menurut namanya sendiri, yang berlangsung selama 17 tahun.
Peter kemudian mendapat perhatian dunia untuk pekerjaan investigasinya, seputar hilangnya warga negara Amerika Serikat Natalee Holloway di Aruba pada tahun 2005, di mana ia memenangkan Penghargaan Emmy Internasional.
Peter pun terkenal mengungkapkan rekaman penyamaran di mana seorang pria Belanda, Joran van der Sloot, mengklaim ia hadir ketika Holloway meninggal dan mengatakan membuang tubuhnya. Alhasil, Van der Sloot menjadi tersangka utama, tidak pernah dihukum dan tubuh Holloway tidak pernah ditemukan.
Van der Sloot tetap dalam tahanan hari ini, setelah dihukum karena membunuh seorang wanita Peru, Stephany Flores Ramírez, di Lima pada tahun 2010 lalu.