Jakarta, Gatra.com- Sebanyak 2.250 mahasiswa dari 250 universitas telah selesai mengikuti Program Bangkit dari Google., Angkatan kedua ini berhasil merampungkan materi kursus selama satu semester dengan bobot studinya setara dengan 20 SK.
“Kami sangat bangga kepada semua siswa program ini, yang 30%-nya adalah perempuan dan 70%-nya berasal dari kota-kota kecil di daerah dan wilayah pedesaan dari seluruh Indonesia,” ungkap Managing Director, Google Indonesia, Randy Jusuf dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/7).
Sebagai informasi, Bangkit merupakan sebuah program dari Google yang dirancang untuk mempersiapkan para mahasiswa dengan keterampilan dan sertifikasi teknologi yang kini sangat dibutuhkan. “Syarat agar bisa lulus dari program Bangkit tidaklah mudah," ujarnya.
Menurut dia, kurikulum yang diberikan sangat menantang. Juga disertai dengan banyak tugas dan tugas akhir yang sangat mendorong para siswa untuk menerapkan kemampuan barunya.
Google juga bekerja sama dengan pemerintah dan sektor universitas untuk mengembangkan kurikulum Bangkit dan meluncurkannya melalui program Kampus Merdeka. “Kami sangat bangga dengan pencapaian ini, tetapi kami tidak akan mampu melakukannya tanpa dukungan dan dorongan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” ucap Randy menambahkan.
Tingkat kelulusan tahun ini 80%, lebih tinggi dibanding tahun 2020 ketika Bangkit pertama kali diluncurkan dengan peserta hanya 300 siswa. Tahun ini, berkat kemitraan bersama Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan 15 partner universitas, Bangkit menerima lebih dari 40.000 pendaftaran dari 3.000 lokasi.
“Tingkat kelulusan ini sangat luar biasa dan jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. Terlebih lagi karena kurikulum tahun ini juga jauh lebih menuntut dibanding tahun lalu,” ucap Education Program Lead di Google untuk wilayah Asia Pasifik, William Florance.
Semua peserta program Bangkit diwajibkan mengerjakan tugas akhir kelompok yang terkait dengan salah satu prioritas strategis yang disebutkan dalam RPJMN dan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial.
Ada 483 tim yang mengerjakan berbagai project, beberapa di antaranya, untuk membantu kalangan tunarungu, meningkatkan kualitas perawatan di rumah, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
Lima belas tim teratas -- diseleksi dari tim-tim lainnya dan dipilih oleh panel juri ahli dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis -- akan menerima US$5.000 dari Google, dan jika lulus penilaian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dapat menerima US$5.000 lagi untuk menyelesaikan projectnya.
“Walau para siswa harus memilih salah satu dari tiga jalur pembelajaran teknis, mereka semua harus mendorong dirinya sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan mempelajari berbagai keterampilan yang dapat menunjang kesiapan karier seperti kepemimpinan persuasif, berpikir kritis, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja sama,” ucap William.
Bursa kerja virtual selama satu bulan untuk para lulusan ini akan dimulai pada 26 Juli. Para penyedia lapangan kerja yang tergabung dalam Konsorsium Perekrutan Bangkit termasuk Wings Group, Bank BTPN, Fazz Financial, Kalbe Farma, Tokopedia, Gojek, Ruangguru, dan masih banyak lagi.
Mereka akan memprioritaskan para lulusan baru ini dalam ratusan lowongan pekerjaan dan kesempatan magang.
Sesuai dengan spirit program Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek, Menteri Nadiem Makarim berharap ada semakin banyak siswa yang dapat mengikuti program Bangkit, terutama dari luar Pulau Jawa, agar tercipta semakin banyak solusi berbasis teknologi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
“Inovasi berbasis teknologi akan membuat lompatan besar dan menjadikan Indonesia pemain global yang tangguh di masa depan,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.
Sejak tahun lalu, sebanyak 2.469 siswa telah lulus dari program yang bergengsi ini. Google akan mulai menerima pendaftaran untuk program Bangkit 2022 sekitar akhir tahun ini.