Home Teknologi Stok Oksigen Lebih Banyak untuk Industri, Begini Solusi UGM untuk Suplai RS

Stok Oksigen Lebih Banyak untuk Industri, Begini Solusi UGM untuk Suplai RS

Yogyakarta, Gatra.com -Pasokan oksigen untuk Pulau Jawa disebut tak mencukupi di tengah melonjaknya kebutuhan karena peningkatan kasus Covid-19. Peningkatan kapasitas produksi dan impor oksigen jadi solusi kondisi tersebut.

Minimnya stok oksigen di Jawa diungkap Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Pembajun Setyaningastutie saat jumpa pers daring, Kamis (15/7). Hal itu merujuk informasi saat rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marinves) Luhut Panjaitan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Pasokan di Jawa sekarang sudah tidak cukup. Menurut informasi dari Pak Menteri Marinves dan Pak Menkes menyampaikan seperti itu. Produksi di Jawa itu sudah tidak cukup. Yang banyak itu di Sumatera," kata Pembajun.

Ia menjelaskan, kebanyakan oksigen selama ini untuk memasok industri. "25% untuk medis, selebihnya untuk industri. Meski dibalik 90% untuk medis, tidak semudah itu. Pasokan di Jawa itu sudah lima kali dari kondisi ideal. Tapi terus-terusan diambil lama-lama habis," kata dia.

Pembajun menyatakan DIY tak memiliki stasiun pengisian dan pabrik oksigen. Untuk itu oksigen harus didatangkan dari perusahaan di Kendal, Jawa Tengah. Selain kebutuhan Jawa Tengah lebih besar, distribusi makan waktu dan harus antre panjang.

Secara terpisah, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus pakar energi Departemen Teknik Kimia UGM, Panut Mulyono, menyebut perlunya optimalisasi kapasitas unit-unit produksi oksigen di dalam negeri.

Saat ini produksi oksigen baru beroperasi 74% dari kapasitas terpasang. Sebanyak 72% produksi oksigen digunakan bagi kepentingan industri dan hanya 28% untuk kebutuhan medis.

‘‘Namun, dengan meningkatnya kebutuhan oksigen yang sangat besar akibat melonjaknya pasien Covid-19 di Tanah Air maka menerima bantuan oksigen dari negara sahabat dan impor oksigen menjadi keniscayaan demi menyelamatkan banyak pasien,“ papar Panut dalam pernyataan tertulis UGM.

Panut menuturkan, saat kondisi normal pasokan oksigen di Tanah Air sebenarnya tidak ada masalah. Selain di fasilitas kesehatan, oksigen juga dipakai untuk industri dan proses kimia.

‘‘Oksigen dan asetilen juga digunakan dalam pengelasan dan metal cutting karena dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Bahan bakar roket bisa dari oksigen cair dengan suhu di bawah minus 183 derajat Celsius,“ urainya.

Panut menyatakan produksi oksigen tidaklah mudah. Apalagi dalam skala rumahan. Hal ini karena harus memisahkan oksigen di udara dari zat lain. Udara terdiri atas 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% argon yang harus dipisahkan dengan distilasi kriogenik atau Pressure Swing Adsorption (PSA).

Distilasi kriogenik adalah menekan dan mendinginkan udara sehingga menjadi cair lalu oksigen, nitrogen, dan argon dipisahkan dengan distilasi. ‘‘Kemurnian oksigen yang dihasilkan dari distilasi kriogenik ini lebih dari 99%,“tuturnya.

Oksigen konsentrator portabel yang dijual di pasaran secara umum bekerja dengan PSA. Cara lain produksi oksigen adalah elektrolisis air yang menghasilkan oksigen murni dan hidrogen murni.

Menurut Panut, UGM berusaha bekerja sama dengan alumni yang bekerja di industri kimia dengan unit produksi oksigen, seperti industri pupuk dan industri methanol sintetis.

Namun ia mengakui, banyaknya rumah sakit yang sama-sama memerlukan oksigen membuat hal itu tidak mudah karena harus ada pembagian oksigen secara nasional.

“Saya kira para dokter di rumah sakit sudah menerapkan standar penggunaan oksigen bagi para pasien dengan baik. Yang bisa dilakukan itu tadi, optimalisasi kapasitas produksi unit-unit produksi yang kita miliki sehingga mencapai 100% kapasitas terpasang,“ kata Panut.

UGM telah menggandeng alumni dan mitra, yakni PT. Kaltim Methanol Industri (KMI) dan PT. PLN (Persero) untuk memasok oksigen untuk RSUP dr. Sardjito.

Sebanyak 15 ton dari KMI dan 4 ton dari PLN telah tiba Rabu (14/7) malam. Adapun saat ini pasokan 12 ton oksigen untuk RSA UGM dari PT. KMI Cilegon tengah dalam perjalanan.

264