Jakarta, Gatra.com-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Indonesia bukanlah satu-satunya negara di dunia yang tertimpa ganasnya varian Delta. Ia menyebut negara-negara Eropa pun menderita hal yang sama. “Nah, peningkatan kasus akibat varian Delta ini jangan melihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris juga kena. Belanda kena,” ujar Luhut pada konferensi pers pagi ini, Kamis, (15/7/2021).
“Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker beberapa waktu lalu yang sekarang naik. Itu semua dan Malaysia sampai hari ini juga itu semua Delta. Ini juga Rusia, Indonesia, Thailand,” imbuh Luhut.
Dalam pemaparannya, Luhut merujuk pada data dari John Hopkins University CSSE Covid-19 Data per tanggal 13 Juli 2021 untuk kasus rata-rata per minggu. Angka yang dihitung oleh data tersebut adalah jumlah kasus per 1 juta orang.
Menurut data yang dipaparkannya, Luhut menyampaikan bahwa jumlah kasus Indonesia masih berada di kisaran 100 lebih kasus per 1 juta orang. Indonesia masih berada di bawah Britania Raya, Belanda, Malaysia, dan Rusia. Namun, Indonesia berada di atas Thailand, Amerika Serikat, dan Israel.
Luhut bahkan menerangkan bahwa varian Delta ini mampu menurunkan tingkat efikasi semua jenis vaksin, seperti AstraZeneca dan Moderna, bahkan Pfizer sekali pun. “Orang yang bilang vaksin Pfizer yang paling hebat itu di Israel dia turun tajam juga. [Begitu juga] AstraZeneca, Moderna, you name it. Ini saya mau mengingatkan ini kita baru varian Delta, mungkin ada varian lain, we never know. Kita nggak tahu,” ujar Luhut.
Untuk itu, Luhut berpesan agar situasi ini tidak dipolitisasi. “Ini masalah kemanusiaan. Kalau Anda punya hati, jangan politisasi. Makin Anda bawa macam-macam, itu bisa membawa nyawa orang pergi. Dan orang sekeliling kita sudah banyak yang pergi gara-gara ini," pungkas Luhut.