Jakarta, Gatra.com – Situasi pandemi wabah Coronavirus disease (COVID-19) yang semakin tidak terkendali di tanah air memerlukan ekstra penanganan. Badan Intelijen Negara (BIN) baru-baru ini memotori program vaksinasi rumah ke rumah (door to door) dan vaksinasi pelajar. Langkah itu mendapat apresiasi positif dari Presiden Jokowi karena membantu terwujudnya kekebalan komunal alias herd immunity.
“Bagus. Door to door ini bagus, artinya kita mendatangi dari rumah ke rumah yang ingin vaksin segera disuntik. Saya kira program dari rumah ke rumah ini bagus sekali,” ujar Jokowi dalam keterangan resmi yang dirilis Biro Pers Sekretariat Presiden, Rabu (14/7).
Namun, gagasan tersebut menuai kritik dari netizen atau pengguna sosial. Kalangan LSM khawatir rakyat menjadi gamang karena intelijen mendatangi mereka dari rumah ke rumah. Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib menilai kekhawatiran LSM tersebut berlebihan. Ridlwan menyebut, langkah BIN “turun ke lapangan” untuk mengatasi kondisi darurat pandemi.
“BIN mempunyai Pusat Intelijen Medik yang terdiri dari para tenaga kesehatan yang terlatih. Jadi, mereka bukan agen intelijen atau mata-mata, melainkan memang tenaga profesional,” ujar Ridlwan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/7).
Menurut Ridlwan, lembaga telik sendi itu berperan menghadapi ancaman militer (senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir) dan ancaman non militer seperti pandemi Covid-19. Bahkan, BIN telah lama memiliki unit Nubika (nuklir, biologi, dan kimia) yang bertugas menghadapi potensi ancaman kedaruratan nasional di bidang penyakit infeksi baru, zoonosis, maupun ancaman nuklir dan penyalahgunaan agen biologi.
“Situasi hari ini, ancamannya bukan perang secara terbuka melainkan perang melawan virus Corona,” katanya. Peran BIN menurutnya sudah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara. “Percepatan vaksinasi bagian dari langkah cepat memulihkan situasi masyarakat,” kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut.
Fungsi intelijen dalam penanganan Covid-19 termasuk dalam fungsi intelijen taktikal. Di mana lembaga intelijen sendiri pada prinsipnya memiliki tiga (3) fungsi. Pertama, intelijen strategis yang bertugas meramalkan ancaman di masa depan (forecasting). Kedua, intelijen operasional yang bertugas melakukan fungsi perlindungan keamanan nasional (national security). “Yang ketiga adalah fungsi intelijen taktikal yakni suatu langkah cepat mengantisipasi situasi darurat yang sedang terjadi,” ungkap Direktur The Indonesia Intelligence Institute itu.
BIN di era kepemimpinan Jenderal (Purn.) Budi Gunawan dianggap responsif terhadap situasi kegawatdaruratan yang dihadapi rakyat. “Yang paling utama tentu adalah keamanan warga Indonesia, saat ini yang utama adalah keamanan dari virus Corona,” katanya.
Ridlwan juga berharap BIN segera membuat Satgas Oksigen untuk mengantisipasi kebutuhan tabung oksigen bagi pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.” Jika BIN punya satgas oksigen yang siap mengantar dari rumah ke rumah, akan sangat membantu pasien yang isoman,” pungkasnya.