Jakarta, Gatra.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan penguatan kemitraan global, karena tantangan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada 2030 makin berat akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, prinsip bahwa tidak boleh ada satu negara pun yang tertinggal harus diwujudkan dalam bentuk nyata.

“Kita harus berkomitmen untuk menghindari me-first policy. Mari kita bangun kepercayaan dan solidaritas untuk mencapai tujuan bersama,” ungkap Jokowi pada Sidang Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) seperti disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7).

Jokowi menambahkan, semangat tersebut juga akan dibawa RI saat Presidensi G20 Indonesia tahun depan dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’. Visi ini mengedepankan semangat kepemimpinan kolektif global untuk pemulihan dari pandemi dan pertumbuhan dunia yang inklusif.

“Dalam situasi sulit seperti ini, business as usual tidak bisa dilanjutkan. Kerja sama dan solidaritas harus dipertebal dan inovasi harus ditingkatkan. No country can progress until all countries progress,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kepala Negara menekankan perlu ada jaminan akses yang adil dan merata terhadap vaksin. Pasalnya, vaksin adalah harapan untuk mempercepat dunia keluar dari pandemi.

“Namun, hingga saat ini kita melihat kesenjangan akses vaksin masih sangat lebar. Vaksin sebagai global public goods jangan hanya menjadi slogan,” tutur Jokowi.

Karena itu, Indonesia terus mendorong agar kesetaraan akses vaksin bagi semua negara segera terwujud, termasuk berbagi dosis lewat Covax Facilities. Jokowi turut mendorong pemenuhan kebutuhan pendanaan vaksin multilateral dan pengingkatan produksi vaksin global.

“Kemudian, penguatan global supply chain vaksin termasuk menghilangkan hambatan ekspor dan hambatan bahan baku vaksin, serta peningkatan diversifikasi dan volume produksi termasuk di negara berkembang,” katanya.