Jakarta, Gatra.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengapresiasi upaya Komunitas UMKM Alumni yang tergabung dalam Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) menggerakan ekonomi kreatif di kalangan pelaku UMKM.
Ketua Umum PBA, Ary Zulfikar atau Azoo, di Jakarta, Selasa (13/7), menyampaikan, apresiasi tersebut disampaikan saat pihaknya menggelar audiensi dengan Sandiaga pada Peringatan ke-74 Hari Koperasi Nasional.
Sandiaga dalam audiensi virtual tersebut mengatakan bahwa PBA keren banget, produknya bagus-bagus, mulai dari kemasan, tampilan, maupun gerai setelah menyimak paparan Azoo.
Sandiaga juga menyampaikan bahwa dari paparan kegiatan dan program yang dilakukan oleh PBA, sangat cocok dengan beberapa kegiatan yang dilakukan di kementeriannya.
"Gagasan Perkumpulan Bumi Alumni sangat sesuai dengan program-program kemenparekraf," ujarnya. Ia meminta para deputinya yang hadir untuk memberikan dukungan kepada PBA.
Sebelumnya, Azoo memaparkan program kerja dan sekaligus memperkenalkan produk-produk yang dimiliki oleh para pelaku UMKM Alumni pada PBA.
"Kegiatan yang dilakukan oleh PBA sejalan dengan arahan pak Menteri yang selalu didengungkan selama ini untuk melakukan pengembangan UMKM, yaitu melakukan kolaborasi dan aksi, atau kolaboraksi," ujar Ary.
PBA menerjemahkan Kolaboraksi dengan melakukan kolaborasi di antara pelaku UMKM dalam suatu komunitas dan melakukan aksi dengan mengusung merek kolektif sebagai wadah dalam membantu pengembangan pelaku UMKM Alumni.
Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Antar-Lembaga, Dewi Tenty, menyampaikan jenis-jenis produk merek kolektif PBA. “Lupba”, dari mulai kopi, madu, keripik pisang, keripik batang pisang, hingga pupuk cair.
"Dengan merek kolektif, pelaku UMKM tidak perlu mengeluarkan biaya marketing yang besar, karena semuanya dilakukan secara bersama-sama. Saat ini, sudah banyak produk-produk UMKM PBA Alumni yang ikut dalam merek kolektif Luba," ujarnya.
Perempua yang akrab dipanggil Dete ini, melanjutkan bahwa pihaknya memanfaatkan semua bagian tanaman pisang untuk dijadikan produk. Produknya yakni keripik pisang, keripik batang pisang, sampai dengan kulitnya dijadikan pupuk cair. "Produk ini mendapatkan penghargaan dari Jepang," ungkapnya.
Kemenparekraf menawarkan kepada PBA untuk mengikuti pelatihan maupun pembiayaan, termasuk program pameran dan acara apresiasi karya Indonesia. Deputi Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fajar Utomo, menyampaikan bahwa ada paguyuban yang dikelola oleh Kemenparekraf yang dapat dimanfaatkan untuk dikolaborasi dengan PBA.
Program-program lainnya yang ditawarkan adalah kelas keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM Bumi Alumni. Anggota PBA juga diharapkan dapat bergabung di Apresiasi Kreasi Indonesia.
Apresiasi Kreasi Indonesia ini merupakan program pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran kepada para pelaku ekonomi kreatif pada subsektor kuliner, kriya, fesyen, musik, film, animasi, dan lainnya di 20 kota, yaitu antara lain Bogor, Tasikmalaya, Bandung, dan Semarang.
Selain itu juga ada program online marketing, pelatihan scaling up, inkubasi pendampingan untuk online & branding dan managemen kreasi serta platform digital. "Saya kagum dengan produk-produk UMKM PBA yang sudah bagus dan unik," ujar Hanifah, Deputi SDM Kemenparekraft.
Ary menambahkan bahwa selain mengembangkan platform digital untuk pemasaran produk, PBA juga membuka gerai-gerai Cafe Lupba yang saat ini ada 2 di Bandung. Gerai Cafe Lupba ini untuk menampung produk-produk dari UMKM Alumni PBA.
Terkait dengan Gerai cafe Lupba, salah satu deputi Kemenparekraft juga memuji langkah ini, karena selama ini, Kemenparekraf juga membantu pengembangan gerai-gerai seperti itu kepada pelaku UMKM kecil.
"Kami juga lagi mengembangkan agriwisata, karena banyak pelaku UMKM kita yang berasal dari pertanian dan peternakan," kata Ary yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini.