London, Gatra.com – Kiper Italia Gianluigi Donnarumma tak langsung melakukan selebrasi usai mampu menggagalkan tendangan Bakayo Saka dari Inggris dalam babak final Piala Eropa 2020. Padahal aksi penyelamatan Donnarumma menjadi penentu Italia sebagai juara kompetisi.
Italia sedianya bisa langsung juara, saat penendang kelima mereka Jorginho sukses menjalankan tugasnya. Sayang tendangan Jorginho mampu ditepis kiper Inggris Jordan Pickford. Jika tendangan Jorginho masuk, maka skor langsung menjadi 4-2, dan laga usai.
Pasalnya, penendang keempat Inggris Jadon Sancho berhasil ditepis Donnarumma. Skor tetap 3-2 saat Jorginho gagal dalam eksekusi penalti, karena sebelum Sancho, Marcus Rashford juga gagal membobol gawang Donnarumma.
Namun karena Jorginho gagal, penendang kelima Inggris Bakayo Saka masih memiliki peluang. Jika Saka sukses membobol gawang Donnarumma, maka adu penalti akan berlanjut ke penendang keenam. Namun karena Saka gagal, maka Italia langsung juara.
Donnarumma pun membeberkan alasannya tidak melakukan selebrasi usai menggagalkan penalti Bukayo Saka di final Piala Eropa 2020. Dia mengaku tak mengetahui skor dalam babak adu penalti tersebut.
“Saya tidak merayakan penalti karena tidak menyadari bahwa kami telah menang. Saya sudah down ketika Jorginho gagal mengeksekusi penalti dan saya pikir kami kalah, tetapi saya harus melanjutkan,” ujarnya, seperti dikutip dari Goal Internasional.
Donnarumma menambahkan, saat ini ada Video Assistant Referee (VAR) yang selalu memantau kaki penjaga gawang. Di mana kaki penjaga gawang tidak bisa berada di depan garis.
“Jadi saya menoleh ke wasit untuk melihat apakah semuanya baik-baik saja. Lalu, saya melihat rekan satu tim saya datang ke arah saya dan semuanya dimulai dari sana. Saya tidak mengerti apa-apa,” beber pria kelahiran 25 Februari 1999 ini.
Donnarumma sendiri akhirnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Eropa 2020. Dalam sejarah Piala Eropa, belum pernah ada kiper yang terpilih sebagai pemain terbaik.
Donnarumma pun menjadi kiper yang pertama atas penghargaan tersebut. Hal ini tak lepas dari penampilan gemilangnya mengawal gawang Italia di tujuh pertandingan. Dia hanya kebobolan empat gol.